SOLOPOS.COM - Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) marak dijual online di sejumlah platform jual beli properti. (Ilustrasi/Burhan Aris Nugraha)

Solopos.com, SOLO — Fenomena penjualan SPBU di pasar online mendapat beragam tanggapan. Sebagian menilai hal tersebut sebagai bagian dari seleksi alam di dunia bisnis. Ada juga kemungkinan hal itu terjadi karena dampak rentetan dari situasi pandemi Covid-19.

Diketahui baru-baru ini banyak diberitakan terkait banyaknya penjualan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang dilakukan secara online. Sejumlah platform penjualan online menampilkan SPBU dengan harga miliaran rupiah. SPBU yang dijual berada di sejumlah wilayah, termasuk di wilayah Solo dan sekitarnya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Salah satu dosen Fakultas Ilmu Ekonomi dan Bisnis UNS, Ahmad Ikhwan, mengatakan setiap bisnis akan mengalami kondisi naik turun. Dia juga mengatakan setiap pelaku bisnis juga akan memiliki parameter profit.

“Selama profit tidak bagus dia akan diskontinu atau mengurangi [aktivitas bisnisnya],” kata dia, Jumat (6/1/2023).

Mengenai bisnis SPBU, menurutnya ada sejumlah tantangan yang saat ini dihadapi jika melihat dari perkembangan zaman. Fenomena munculnya kendaraan listrik Kemungkinan secara langsung maupun tidak akan berdampak terhadap permintaan bahan bakar minyak yang menjadi produk dari bisnis SPBU itu.

Diketahui, meski di masyarakat penggunaan kendaraan masih didominasi kendaraan dengan bahan bakar minyak namun saat ini juga sudah bermunculan kendaraan listrik yang tidak memerlukan bahan bahan bakar minyak.

Tantangan kedua adalah program pembangunan tol yang kini tengah digenjot pemerintah. Meski di jalan tol tersebut ada SPBU, namun yang dikelola bukan dari pihak swasta. Dengan begitu akan mengurangi bagian kue untuk kalangan pelaku bisnis SPBU yang dimiliki perorangan atau swasta.

Berikutnya, diketahui bahwa SPBU memiliki biaya modal yang tidak sedikit. Mulai dari penyediaan tanah, membangun infrastrukturnya dan sebagainya. Menurut Ikhwan, untuk SPBU yang berada di perkotaan tentu akan lebih tertekan dengan harga tanah yang tinggi.

Untuk operasional tentu juga membutuhkan biaya. Sementara saat terjadi pandemi Covid-19, diketahui hampir semua sektor bisnis mengalami tekanan. Tidak terkecuali di bisnis tersebut. Meski saat ini kondisinya sudah membaik, lalu lintas transportasi juga mulai pulih, namun dampak rentetan dari pandemi Covid-19 mungkin masih dirasakan sebagian pelaku bisnis.

Hukum Alam

Dia mengatakan, ketika pemenuhan kebutuhan modal dalam bisnis itu didukung dari pinjaman bank, tentu ada perhitungannya. Belum lagi ketika suku bunga bank naik, tentu akan menjadi pukulan untuk pelaku bisnis. Menurutnya hal itu tidak hanya berlaku untuk bisnis SPBU, namun bisnis secara umum.

“Kalau bisnis terus dibebani dengan cost sementara sales drop, ini hukum alam,” kata dia.

Lebih lanjut Ikhwan mengatakan, meski bisnis SPBU dulu merupakan primadona, namun dengan persaingan tinggi, modal tinggi dan ditambah tantangan lainnya, mungkin kondisinya akan berbeda.

Sementara untuk melakukan langkah inovasi, pada bisnis tersebut kemungkinan juga tidak bisa memiliki ruang gerak bebas karena ada regulasi yang mungkin harus dijalankan.

Untuk itu menurutnya perlu adanya dukungan pemerintah dalam hal pengembangan inovasi bisnis SPBU itu. Misalnya saja SPBU juga memungkinkan untuk membuka layanan isi daya untuk kendaraan listrik, dengan tetap memperhatikan faktor keamanannya.

Berdasarkan pantauan di beberapa pasar online, beberapa SPBU di wilayah Solo juga ditawarkan dengan harga miliaran rupiah. Ada yang dijual dengan harga Rp26 miliar dan ada yang dijual Rp36 miliar.

Sementara itu Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Solo, Budi Prasetyo, mengaku tidak mengetahui secara pasti adanya penjualan SPBU tersebut. Begitu juga d ngan alasan penjualannya.

“Secara pribadi saya tidak tahu. Di lingkungan organisasi juga tidak ada persoalan yang muncul. Mungkin itu merupakan murni dari masing-masing pemilik, yang kami tidak tahu,” kata dia, Jumat.

Dari sisi bisnis secara umum, dia mengatakan kondisi bisnis SPBU sejauh ini baik-baik saja. Dia mengakui sempat ada tekanan saat masa pandemi Covid-19 lalu. Namun menurutnya saat ini secara umum bisnis SPBU sudah mulai pulih dan tidak ada persoalan yang muncul. Baik dari sisi regulasi maupun lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya