SOLOPOS.COM - Pemilik Ebid Coffe, Sriyono, menunjukkan hasil olahan kopinya di lokasi pengolahan Kopi Temanggung di Gadingan, Mojolaban, Sukoharjo, beberapa waktu lalu. (Istimewa/Dok Pribadi Sriyono)

Solopos.com, SUKOHARJO — Sriyono, 40, warga Gadingan, Mojolaban, Sukoharjo, telah empat tahun menggeluti bisnis kopi lokal asli Temanggung. Memanfaatkan lahan tanaman kopi milik keluarganya, Yono, sapaan akrabnya, memulai usaha tersebut.

Awalnya ia resah melihat hasil panen biji kopi yang dijual murah. Padahal, ia mengetahui harga biji kopi dapat melonjak berkali-kali lipat dengan pengolahan yang benar.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Hal itu lah yang memotivasinya mendirikan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) produksi kopi bernama Ebid Coffe. “Harga jual biji kopi setelah panen sekitar Rp25.000 per kilogram. Setelah saya olah dengan proses yang baik, bisa mencapai Rp150.000 per kilogram,” paparnya kepada Solopos.com, Senin (30/8/2021).

Baca Juga: Pakai Bahan Kualitas Premium, Produk Kerajinan Karya Perempuan Sukoharjo ini Tembus Pasar Belanda dan Thailand

Yono menceritakan setelah panen hingga diolah menjadi kopi siap jual memerlukan waktu sekitar empat bulan. Ketersediaan biji kopi yang melimpah membuatnya mampu memasarkan olahan kopinya ke seluruh Indonesia.

Termasuk memasarkan ke pasar hingga toko oleh-oleh di Soloraya. “Jabodetabek ada produk kami, terakhir kami mengirim ke Papua. Pemasarannya bisa perorangan hingga warung kopi,” paparnya.

Pengolahan Kopi

Menurutnya, untuk menghasilkan kualitas kopi terbaik, pengolahan kopi harus benar dari hulu sampai ke hilir. Sebelum Yono turun ke kebun kopi, petani kopi cenderung memanen kopi secara asal. Seharusnya biji kopi yang dipetik harus sudah berwarna merah matang.

Baca Juga: Bandeng Presto Bu Rita Boyolali, Pemasarannya Sudah ke Mancanegara

“Proses ini bisa kami ceritakan ke pelanggan. Rasa dan karakter kopi bisa diceritakan, termasuk saat proses,” paparnya.

Ebid Coffe memproduksi dua macam kopi yakni Robusta dan Arabika. Seluruh proses produksi hingga ke pemasaran dilakukan langsung oleh Yono.

Menurutnya seluruh sistem pemasaran online, offline, hingga ikut pameran kopi di seluruh kota ia ikut. Meskipun kopi lokal, kopi asal Temanggung memiliki berbagai keunggulan seperti aroma yang khas dikarenakan kandungan baik tanah Temanggung.

Baca Juga: Cuma Belajar di Youtube, Pria Karanganyar Ini Sukses Terbangkan Kerajinan Bambu hingga AS dan India

Persaingan di dunia kopi pun cukup ketat. Seluruh produsen kopi berlomba-lomba menghasilkan kualitas kopi terbaik. “Inovasi dan kualitas produk terus kami tingkatkan. Ini cara menyikapi persaingan di dunia kopi yang ketat,” paparnya.

Harga Jual Kopi

Harga kopi di Ebid Coffe cukup terjangkau. Robusta klasik dijual seharga Rp 80.000 per kilogram, robusta premium Rp135.000 per kilogram, robusta wine Rp280.000 per kilogram.

Lalu arabika full wash harganya Rp195.000 per kilogram, arabika natural Rp210.000, arabika wine Rp385.000 per kilogram. Ia mengakui omzet sempat menurun di masa pandemi ini. Namun, dalam sebulan omzetnya bisa mencapai Rp20 juta.

Baca Juga: Batik Tresno Dharma Karanganyar Unggulkan Desain Modern, Produknya Pernah Dibeli Orang Belgia Lho!

“Saya lulusan instalasi listrik, sempat kerja di pabrik setelah lulus. Masa kerja di pabrik saya jadikan pelajaran untuk pengolahan kopi,” paparnya.

Setelah fokus berwirausaha, ia fokus mengembangkan diri dengan terus belajar. Termasuk mengikuti peserta UMKM Virtual Expo 2021 Bank Indonesia (BI) Solo bekerja sama dengan Solopos Media Group.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya