SOLOPOS.COM - Pengendara melintas di depan SMPN 2 Prambanan, Jl. Ratu Boko, Desa Pereng, Kecamatan Prambanan, Rabu (6/7/2022). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Jumlah pendaftar calon siswa di SMPN 2 Prambanan pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ini membeludak. Sebelumnya, sekolah yang berada di pinggiran Klaten dan berbatasan dengan wilayah Kabupaten Sleman, DIY itu menjadi langganan kekurangan siswa saban PPDB digelar.

Berbagai upaya dilakukan guru sekolah setempat agar kuota PPDB terpenuhi. Bahkan, guru setempat sampai gerilya ke sekolah lain yang pendaftarnya melebihi daya tampung.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala SMPN 2 Prambanan, Sri Purwaningsih, mengatakan peningkatan jumlah siswa di SMP tersebut mulai terjadi pada 2020. Kala itu, sekolah tersebut meluluskan sebanyak 78 siswa dan jumlah pendaftar pada PPDB 2020 sebanyak 140-an siswa. Pada PPDB 2021, jumlah pendaftar di SMP tersebut mencapai hampir 160 siswa.

“Tahun ini meledak,” kata Sri Purwaningsih saat ditemui Solopos.com di SMPN 2 Prambanan, Rabu (6/7/2022).

Sri Purwaningsih membenarkan pada PPDB tahun ini banyak pendaftar di SMPN 2 Prambanan yang terpental dari zonasi lantaran membeludaknya pendaftar.

Baca Juga: Terlempar Di Zonasi SMP Terdekat, CPD Lereng Merapi Klaten Kebingungan

“Kalau ditotal sampai dua kelas [yang terpental],” jelas dia.

Sri Purwaningsih mengatakan selama ini tak ada perubahan zonasi SMPN 2 Prambanan maupun daya tampung sekolah sebanyak 160 siswa. Selain di wilayah Kecamatan Prambanan, radius zonasi SMPN 2 Prambanan mencapai wilayah Sleman, DIY lantaran SMP itu berbatasan langsung dengan wilayah Sleman.

Dia tak menampik sebelumnya SMP itu kerap dipandang sebelah mata. Lokasi SMP itu berada di pinggiran, di bawah perbukitan wilayah Desa Pereng, Kecamatan Prambanan. Tak banyak warga yang memilih menyekolahkan anak mereka ke SMP tersebut.

Disinggung upaya yang dilakukan hingga jumlah calon siswa yang mendaftar bisa melebihi kuota, Sri Purwaningsih mengatakan selama ini dilakukan perubahan dari tiga hal. Ketiga hal itu yakni kualitas, pelayanan, serta wajah sekolah.

Baca Juga: Di Klaten Masih Ditemukan Daerah Blank Spot Zonasi PPDB SMP, Di Mana?

Hal itu mulai dilakukan sejak Sri Purwaningsih kali pertama menjadi kepala SMPN 2 Prambanan, yaitu tahun 2020.

Perubahan wajah sekolah dilakukan dengan membikin suasana sekolah tersebut lebih bersih dan rapi. Sri Purwaningsih tak menampik dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sekolah setempat minim lantaran kala itu jumlah siswa sedikit.

“Bapak ibu guru gotong royong,” kata dia.

Hingga akhirnya sekolah itu mendapatkan predikat sekolah Adiwiyata. Selain wajah sekolah, Sri Purwaningsih mengajak guru setempat untuk melakukan perubahan dari sisi pelayanan kepada orang tua, siswa, maupun warga di sekitar sekolah.

Baca Juga: Josss! Jateng Luncurkan 15 SMK Semi-Boarding untuk Siswa Tidak Mampu

Soal peningkatan kualitas, Sri Purwaningsih menjelaskan selama ini upaya peningkatan kapasitas guru terus dilakukan. Berbagai pelatihan diberikan kepada guru sekolah tersebut.

Tak hanya itu, sekolah itu mengikuti seleksi sebagai Sekolah Penggerak hingga akhirnya SMPN 2 Prambanan lolos sebagai salah satu Sekolah Penggerak di Indonesia.

“Prosesnya untuk masuk itu sulit. Apalagi ketika mengikuti seleksi, saya sendiri sedang dalam kondisi tidak fit. Hasil doa teman-teman, akhirnya berhasil menjadi sekolah penggerak,” kata Sri Purwaningsih.

Upaya-upaya itu akhirnya membuahkan hasil. Dari tahun ke tahun jumlah siswa sekolah setempat terus meningkat. Dalam berbagai ajang, siswa SMPN 2 Prambanan bisa berprestasi. Sri Purwaningsih bertekad bakal terus melanjutkan berbagai inovasi di masa mendatang.

Baca Juga: SMP Negeri di Klaten Ini Tak Terapkan Zonasi tapi Masih Kurang Siswa

“SMPN 2 Prambanan sebenarnya bukan sekolah pinggiran. Dari sisi tempat, sekolah ini sebenarnya strategis berada di daerah wisata. Selain itu suasananya nyaman untuk pembelajaran,” kata dia.

Subkoordinator Kurikulum dan Penilaian Bidang SMP Dinas Pendidikan (Disdik) Klaten, Bintang Agastya, mengatakan ada sejumlah SMP yang kuotanya belum terpenuhi setelah PPDB online ditutup.

“SMPN 2 Prambanan tahun ini kejutan. Tahun ini sampai menolak. Artinya, secara sistem kuotanya terpenuhi,” kata Bintang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya