SOLOPOS.COM - Salah satu warung apung di Rawa Jombor, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Klaten, dibongkar pemiliknya, Kamis (28/10/2021). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN – Salah satu pengusaha warung apung di Rawa Jombor, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Klaten,  memilih membongkar warung apung miliknya. Hal itu dia lakukan untuk mendukung program penataan dan revitalisasi waduk tersebut.

Warung apung itu milik Hadi Sumitro, 76, warga Desa Krakitan. Pembongkaran warung apung bernama Arwana itu dilakukan sejumlah pekerja mulai Kamis (28/10/2021) pagi. Satu per satu bagian warung apung dibongkar seperti bambu dan seng serta drum untuk pelampung. Barang-barang tersebut lantas dibawa ke daratan.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Ditemui di sela pembongkaran, Hadi mengatakan pembongkaran dia lakukan untuk mendukung program penataan dan revitalisasi Rawa Jombor yang digulirkan pemerintah. Pada pertemuan terakhir yang digelar Rabu (27/10/2021), warung apung tetap dipindah ke Plaza Kuliner yang dibangun di lahan sisi timur rawa.

Baca Juga: Akhirnya, Pencuri Kotak Infak di 20 Masjid di Klaten Diringkus Polisi

Hadi pun memilih menerima keputusan itu dan membongkar warung apung yang menjadi salah satu ladang pendapatannya selama hampir 25 tahun terakhir. “Saya legawa menerima penataan dikarekan rawa bukan tempat saya. Jadi kalau mau digunakan yang punya tempat ya mangga,” kata Hadi.

Soal lokasi pemindahan, Hadi menjelaskan warga yang selama ini memanfaatkan Rawa Jombor untuk warung apung bakal mendapatkan tempat membuka usaha di Plaza Kuliner. Tempat kuliner itu sudah disiapkan pemerintah di lahan sisi timur Rawa Jombor.

Disinggung program penataan dan revitalisasi Rawa Jombor, Hadi meyakini kawasan waduk tersebut bakal kian ramai dan bisa meningkatkan kesejahteraan warga di sekitar rawa. “Harapan saya waduk semakin baik,” jelas dia.

Baca Juga: Percepat Digitalisasi, Tawangsari Boyolali Punya 1.400 Pengguna QRIS

Hadi menjelaskan warung apung mulai menjamur di Rawa Jombor sekitar 1998 lalu. Hadi menjadi orang keempat yang membuka usaha kuliner di tengah perairan itu. Lantaran keunikannya sebagai tempat kuliner di tengah perairan, warung apung cepat moncer.

Warga dari berbagai daerah berdatangan untuk berwisata sembari menikmati kuliner dengan sajian utama aneka olahan ikan air tawar. “Dulu sampai menolak-nolak pengunjung,” jelas dia.

Namun, belakangan warung apung kian sepi. Kondisi itu terjadi pascagempa bumi dahsyat yang mengguncang DIY dan Jawa Tengah pada 2006 lalu. “Sejak gempa bumi 2006 lalu itu semakin ke sini pengunjung semakin berkurang. Tetapi tidak semua lantas sepi. Ada yang masih ramai ada juga yang tidak,” kata dia.

Baca Juga: Jadi Desa Digital, Tawangsari Pertama Gunakan QRIS di Boyolali

Sebagai informasi, pemerintah menggulirkan program penataan dan revitalisasi di Rawa Jombor untuk mengembalikan fungsi rawa tersebut sebagai daerah tangkapan air dan sumber irigasi. Seiring penataan itu, aktivitas kuliner warung apung bakal dipindahkan ke Plaza Kuliner yang dibangun Pemerintah Provinsi Jawa Tengah selama dua tahun terakhir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya