SOLOPOS.COM - Ilustrasi kemiskinan. (Solopos/Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, KARANGANYAR – Angka kemiskinan di Karanganyar meningkat selama berlangsungnya pandemi Covid-19. Hal ini berdampak pada jumlah warga miskin di Karanganyar yang bertambah.

Pada tahun 2020, berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) Karanganyar 2021, angka kemiskinan di Karanganyar mencapai 10,28 persen dari total populasi yang ada. Berdasarkan data tersebut, dipaparkan terjadi peningkatan angka kemiskinan pada tahun 2020 dibandingkan tahun 2019.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pada tahun 2019, jumlah penduduk miskin sebanyak 84.500 orang dan meningkat menjadi 91.720 orang pada 2020. Sehingga, secara persentase, terjadi peningkatan jumlah penduduk miskin sekitar 0,73 persen.

Baca juga: Terlibat Gesekan, Anggota 2 Perguruan Silat Mojogedang Karanganyar Dihukum Kerja Bakti

Hal tersebut ditanggapi oleh Wakil Ketua DPRD Karanganyar, Rohadi Widodo, ketika dihubungi Solopos.com, Kamis (29/7/2021). Dia mengatakan terjadinya peningkatan warga miskin di Karanganyar merupakan dampak pandemi Covid-19.

Menurutnya dampak pandemi terjadi pada semua sektor ekonomi menjadi terhambat dan mengakibatkan munculnya pengangguran baru yang termasuk warga miskin, khususnya di Karanganyar.

“Karena pandemi ini akhirnya banyak warga yang terdampak. Contohnya adalah kebijakan PPKM yang mengakibatkan banyak pedagang kehilangan pekerjaan dan pendapatan. Sektor industri yang anjlok dan mengakibatkan sejumlah karyawan di-PHK dan dirumahkan. Ini menurut saya yang mengakibatkan kenapa terjadi peningkatan angka kemiskinan,” ucap dia.

Baca juga: Kematian Pasien Corona di Soloraya Tinggi, BNPB: Butuh Perhatian Khusus

Rohadi mengatakan cara efektif untuk memulihkan ekonomi masyarakat dan menurunkan kembali angka kemiskinan hanya melalui penanganan pandemi yang efektif. Menurutnya, masalah kemiskinan tersebut bisa segera ditangani apabila Covid-19 di Karanganyar bisa dikendalikan dan segera berakhir.

“Kembali lagi semua harus dari sisi kesehatan dulu penanganannya. Kalau pandemi berakhir atau vaksinasi bisa mencapai target untuk memenuhi kekebalan bersama, masyarakat bisa segera kembali beraktivitas normal dan ekonomi bisa dipulihkan segera. Tapi kondisinya saat ini belum bisa dipenuhi, makanya muncul fenomena ini,” imbuh dia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya