SOLOPOS.COM - Ilustrasi pelajar terjaring razia (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, BOYOLALI — Sebanyak empat pelajar SMA terjaring dalam operasi penyakit masyarakat (pekat) yang digelar tim gabungan Satpol PP, Dinsosnakertrans, dan Kodim 0724/Boyolali di wilayah Kecamatan Boyolali, Senin (24/2/2014).

Mereka kedapatan sedang membolos dan nongkrong di sejumlah tempat. Saat terjaring aparat gabungan, mereka diberi pembinaan dan diminta menyebutkan sila-sila Pancasila. Di sinilah kelucuan terjadi. “Sebutkan sila-sila dari Pancasila!” perintah Serda Arif Ibnu kepada empat pelajar SMA yang berdiri berjajar di hadapannya siang itu, Senin (24/2/2014).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Salah satu pelajar yang berdiri paling kanan pun mencoba menjawab. Lucunya, pelajar tersebut tidak berhasil menyebutkan dengan benar sila pertama dan sila kedua dasar negara Indonesia tersebut. Arif pun segera beralih ke pelajar lainnya. Namun ternyata anggota Kodim 0724/Boyolali itu pun tak mendapatkan jawaban yang memuaskan dari pelajar tersebut.

Bahkan ketika Arif menanyai dua pelajar lainnya, tak ada satu pun dari mereka yang bisa menyebutkan dengan benar dan lengkap sila-sila dari Pancasila. “Bagaimana ini? Kalian adalah pemuda, generasi penerus bangsa. Pancasila saja tidak hafal?” tegas Arif. Empat pelajar tersebut hanya bisa tertunduk.

Salah satu lokasi yang digerebek aparat adalah rumah warga di belakang SMPN 2 Boyolali, Kampung Ngrancah Wetan, Kelurahan Siswodipuran. Sebab saat tim menyisir, mereka mendapatkan laporan dari masyarakat bahwa banyak pelajar yang kerap membolos dan nongkrong di rumah tersebut.

Mengetahui petugas datang mereka pun tak bisa mengelak. Mereka mengaku tengah membolos sekolah. Sebelumnya saat penyisiran di lokasi lain, tim juga menjaring sekitar tujuh pelajar yang juga tengah membolos. Terhadap pelajar yang terjaring itu, tim pun mendata identitas mereka dan memberikan pembinaan.

Menurut Kasi Penegakan Produk Hukum Daerah (Gakda) Satpol PP Boyolali, Suryoko, operasi pekat tersebut terus digencarkan untuk meminimalisasi penyakit masyarakat dan menjaga ketertiban serta keamanan lingkungan. Terhadap para pelajar yang terjaring, pihaknya meminta agar mereka membuat surat pernyataan tidak mengulangi perbuatan yang sama.

Tidak hanya itu, para siswa yang tertangkap sedang membolos ini diwajibkan mengikuti apel pagi di Kantor Satpol PP, Selasa (25/2/2014). “Besok pagi mereka kami minta untuk ikut apel pagi di kantor Satpol PP,” terangnya.

Terkait maraknya siswa yang membolos jam pelajaran, pihaknya meminta supaya orang tua lebih ketat dalam pengawasan. Selain itu pihaknya juga meminta pihak sekolah maupun lingkungan, supaya ikut melakukan pengawasan. Setidaknya, dengan pengawasan semua pihak dapat menekan tingkat kenakalan remaja, termasuk mengantisipasi aksi tawuran pelajar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya