SOLOPOS.COM - Ilustrasi swab test. Tes untuk tracing sulit dilakukan jika berkembang stigma negatif di masyarakat terhadap pasien positif Covid-19. (Reuters)

Solopos.com, SLEMAN -- Tingkat penularan Covid-19 di Sleman, DIY, kembali melonjak. Sempat mengalami penurunan jumlah kasus, saat ini tren kenaikan kasus baru kembali terjadi. Masyarakat diminta untuk tidak abai menerapkan protokol kesehatan.

Kepala Dinas Kesehatan Sleman Joko Hastaryo mengatakan ada peningkatan jumlah kasus baru Covid-19 di Sleman dalam sepekan terakhir. Kondisi tersebut menyebabkan bertambahnya zona merah dari sebelumnya enam kapanewon [kecamatan] menjadi 12 kapanewon. Penambahan kasus baru terjadi tidak lepas dari tracing masif Dinkes Sleman.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

"Sejak 1 Maret kami punya amunisi baru, tenaga contact tracer. Tiap puskesmas rata-rata ada lima orang untuk membantu Puskesmas melakukan tracing sesuai ketentuan baru dari Kemenkes bersama Babinsa dan Bhabinkamtibmas," kata Joko, Kamis (17/3/2021).

Ekspedisi Mudik 2024

Berdasarkan peta epidemiologi persebaran Covid-19, dari 12 dari 17 kapanewon di antaranya masuk kategori zona merah atau risiko penularan Covid-19 tinggi. Perubahan zonasi penularan Covid-19 tersebut hanya terjadi dalam sepekan terakhir.

Baca juga: Kenaikan Tarif GeNose Diprotes, DPR RI: PT KAI Jangan Cari Kuntungan Sesaat

Kapenawon Zona Merah

Sebelumnya, hanya enam kapanewon yang kembali masuk zona merah. Keenam kapanewon tersebut yakni Pakem, Prambanan, Ngemplak, Moyudan, Seyegan dan Mlati. Namun saat ini, jadi 12 kapanewon masuk zona merah dengan tambahan Godean, Minggir, Depok, Berbah, Ngaglik, dan Sleman.

Adapun dua kapanewon masuk zona oranye, masing-masing Gamping dan Turi. Sementara tiga kapanewon masuk zona kuning masing-masing Kalasan, Cangkringan dan Tempel. Akibat peningkatan zonasi tersebut, Kabupaten Sleman kembali masuk zona merah atau level 4.

Di tingkat nasional, angka penularan harian Covid-19 di Sleman termasuk Rt (median) mencapai 1,11 di atas angka rata-rata nasional 0,87. Kasus aktif mencapai 8,62, dengan tingkat kematian 2,71 terpaut 0,01 dibandingkan kematian rata-rata nasional 2,70. Hanya saja, tingkat kesembuahan pasien Covid-19 di Sleman (88,68) berada di atas rata-rata nasional (88.13).

Baca juga: Akankah Ada "Drama" lagi Di Sidang Habib Rizieq Syihab Hari Ini?

Meskipun ada penambahan zona merah untuk tingkat kapanewon, kata Joko, saat ini tidak ada lagi RT zona merah di Sleman. "Saat ini sudah tidak ada RT zona merah. Yang ada hanya 3 RT zona oranye, 1 RT di Tridadi dan 2 RT di Hargobinangun," kata Joko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya