SOLOPOS.COM - Ilustrasi kebun lemon. (jatengprov.go.id)

Solopos.com, KARANGANYAR — Berhektare lahan lemon california di Desa Segorogunung, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, dibiarkan tak terurus. Hasil panen yang tidak makimal terserap pasar membuat petani enggan lagi menggarapnya.

Kepala Desa Segorogunung, Tri Harjono, mengatakan perkebunan lemon california di desanya milik sejumlah warga. Perkebunan ini dimulai beberapa tahun lalu. Pada perkembangannya, ketika pohon berbuah melimpah, hasil panennya ternyata tidak semuanya bisa terserap oleh pasar.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Buah yang tidak laku dijual menjadi rusak atau membusuk. Petani merugi. “Di desa kami ada beberapa hektare lahan yang ditanam lemon California. Warga punya luas lahan yang berbeda-beda. Kalau ditotal mungkin ada sepuluh hektare. Itu kalau sedang panen hasilnya banyak, tapi tidak semuanya bisa dijual ke pasar. Soalnya kan dijual sebagai buah segar saja. Jadi kalau yang tidak laku ya busuk, dibiarkan,” ujarnya, Jumat (25/11/2022).

Ekspedisi Mudik 2024

Hal itulah yang membuat petani enggak melanjutkan usaha bertanam lemon. Alhasil, lahan perkebunan lemon California tersebut tidak lagi terurus. Padahal, komoditas ini bisa menjadi unggulan desa bahkan unggulan di Kabupaten Karanganyar.

Terkait hal tersebut, pihaknya meminta pihak kampus Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo untuk mencarikan solusi atas permasalahan tersebut.

Baca Juga: Pandemi Covid Beri Berkah, Pria Sendangijo Wonogiri Berhasil Budi Daya Anggur

Menurutnya, beberapa waktu lalu dosen dan mahasiswa Sekolah Vokasi UNS sedang menjalankan program pemberdayaan masyarakat di desa tersebut. Salah satu yang mereka lakukan adalah perbaikan screen house yang rusak diterpa bencana hujan disertai angin pada 2021 lalu.

“Beberapa waktu lalu UNS memang ada kegiatan di sini. Itu perbaikan screen house yang rusak pada 2021 lalu. Kemudian, kami minta sekalian kepada mereka untuk mencari solusi atas persoalan perkebunan lemon California tersebut,” imbuhnya.

Permintaan tersebut ditindaklanjuti UNS dengan memberikan pelatihan pengolahan lemon dari buah menjadi produk lain yang memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi. Warga diajarkan membuat sirup dan lemon kering. Diversifikasi ini juga membuat produk tahan lama dibandingkan jika hanya dijual dalam bentuk buah.

Baca Juga: Diresmikan, Agrowisata & Waterpark Tunggulrejo Karanganyar Diserbu Pengunjung

Pelatihan ini memberikan dampak meski belum signifikan. Ada beberapa petani yang mengolah hasil panen mereka menjadi produk lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya