SOLOPOS.COM - Hiu dipanen untuk diambil zat squalene untuk bahan vaksin Covid-19. (Dailymail)

Solopos.com, WASHINGTON DC — Pakar satwa liar mengkhawatirkan populasi hiu yang terancam punah. Setengah juta hiu akan menghadapi pembantaian jika perusahaan obat berlomba-lomba memproduksi vaksin Covid-19 yang terbuat dari hati hiu.

Termasuk Indonesia, Ini 3 Negara Prioritas Peroleh Vaksin Sinovac

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Hewan predator teratas di lautan ini akan dipanen untuk diambil zat squalene, yang merupakan minyak alami dari hati hiu. Zat ini dapat digunakan sebagai adjuvan atau penguat untuk meningkatkan efektivitas vaksin, dengan menciptakan respon imun yang lebih kuat.

Menurut organisasi kesehatan dunia World Health Organisation (WHO), satu dosis vaksin influenza mengandung sekitar 10 megagram squalene. Sejak 1997, hampir 22 juta dosis vaksin influenza yang mengandung squalene telah diberikan. Untuk vaksin Covid-19 sendiri, terdapat 40 calon vaksin dalam evalusi klinis dan 142 vaksin dalam evauasi praklinis yang didaftarkan di WHO.

Populasi Hiu Terancam

Dikutip dari Dailymail, Selasa (29/9/2020), Shark Allies, nirlaba konservasionis mengatakan bahwa dari vaksin ini, 17 menggunakan adjuvan, dan lima diantaranya adalah adjuvan berbasis squalene hiu.

Jateng Klaim Positivity Rate Covid-19 Capai 10,1 Persen, Standar WHO 5 Persen

Jika salah satu dari vaksin tersebut digunakan di seluruh dunia, mereka percaya sekitar 250.000 hiu akan dibunuh untuk memberikan satu dosis bagi setiap orang. Namun menurut beberapa ilmuwan perlu dua dosis vaksin untuk mengimunisasi populasi dunia. Hal ini berarti 500.000 hiu perlu disembelih, menurut perhitungan kelompok konservasi yang berbasis di Amerika Serikat tersebut.

Stefani Brendl, Pendiri dan Direktur Eksekutif Shark Allies mengatakan bahwa memanen sesuatu dari hewan liar tidak akan pernah bisa berkelanjutan, terutama spesies hiu dan mungkin akan terancam punah. Dengan tidak diketahui pasti akhir pandemi ini, dia khawatir penggunaan squalene hiu akan terus meningkat setiap tahun.

Tidak Menentang

Dalam postingan Facebooknya, dia juga mengklarifikasi bahwa organisasi tidak mencoba menentang upaya pengembangan produk vaksin. Mereka berharap para perusahaan obat akan menguji squalene yang berasal dari non-hewani bersama squalene hiu sehingga dapat diganti secepat mungkin.

Hati-Hati! Kasus Covid-19 Ponorogo Tambah 23, Ada Klaster Keluarga

Shark Allies saat ini memiliki petisi untuk lima kandidat perusahaan pengembang vaksin Covid-19 yang menggunakan bahan squalene berbasis dari hiu. Petisi ini ditujukan kepada Makanan and Obat Administrasi Amerika Serikat, Regulator Eropa, Administrasi Produk Medis Nasional China, dan pengembang vaksin lainnya, untuk menghentikan produksi squalene hiu dalam industri farmasi.

Shark Allies menyiapkan petisi online, yang telah menarik hampir 9500 tanda tangan dari 10.000 target. Dalam pernyataannya, mereka juga mengatakan ada alternatif yang lebih baik untuk menggunakan squalene dalam vaksin.

Menurut mereka squalene hiu bukanlah bahan yang unik atau ajaib, zat yang terdiri dari rantai karbon-hidrogen dapat ditemukan pada alternatif non-hewani seperti ragi, minyak zaitun, bakteri dan kemungkinan alga.

Merasa Kurang Bahagia karena Kekurangan Hormon Ini, Simak Cara Mengatasinya

Diburu Penangkap Ikan

Alasan squalene yang terbuat dari minyak hati ikan hiu ini paling sering digunakan, karena harganya yang murah dan mudah didapat. Kelompok tersebut juga telah menyuarakan keprihatianan atas daerah tempat yang sering memburu hiu.

Squalene biasanya sering datang dari negara-negara dengan peraturan produksi perikanan dan minyak ikannya yang buruk. Hiu biasanya diburu oleh operasi penangakapan ikan swasta kecil di negara-negara Samudra Pasifik.

Pakar satwa liar memperkirakan bahwa hampir tiga juta hiu dibunuh setiap tahun, untuk diambil ekstrak squalenenya. Dalam menghasilkan satu ton squalene, setidaknya butuh 3000 hiu. Squalene tidak hanya digunakan untuk obat, tetapi juga digunakan dalam kosmetik dan oli mesin.

Antisipasi Kasus Covid-19 Meledak Lagi, RSUD Bung Karno Solo Siapkan 198 Bed

Dalam hal ini organisasi Shark Allies juga mengkhawatirkan populasi spesien hiu gulper dan hiu basking yang sudah rentan, karena sering diburu. Spesies hiu ini memiliki squalene yang banyak diantara spesies hiu lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya