SOLOPOS.COM - Ilustrasi Tenaga Kerja Indonesia (TKI). (JIBI/Harian Jogja/Dok)

Harianjogja.com, BANTUL-Meski Pemerintah Kabupaten Bantul mengklaim melarang warganya menjadi pembantu rumah tangga di luar negeri, faktanya pengiriman tenaga kerja tersebut terus terjadi. Bahkan pengiriman dilakukan Penyalur Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) di daerah ini.

Salah satu PJTKI di Bantul PT. Dian Yogya Perdana diketahui masih mengirim TKI ke luar negeri sebagai pembantu rumah tangga. Tak terkecuali warga Bantul. Direktur Administrasi PT. Dian Yogya Perdana, Habib Maksum mengungkapkan, pihaknya masih melayani pengiriman PRT, terutama ke Taiwan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Meski menurutnya tak hanya TKI asal Bantul yang mereka layani, namun juga dari daerah Jawa Tengah seperti Banjarnegara, Cilacap atau Purworejo. PT. Dian Yogya Perdana melayani pengiriman TKI diantaranya ke Malaysia dan Taiwan, terkecuali Arab Saudi.

Taiwan kata dia selama ini menjadi negara tujuan pengiriman PRT. Sedangkan Malaysia khusus yang bekerja di pabrik atau perkebunan.

“Untuk PRT kebanyakan yang lulusan SMP. Khusus dari Bantul yang dikirim ke perkebunan atau pabrik enggak bayar karena sudah kerjasama dengan pemerintah,” kata Habib, Jumat (1/11/2013).

Selama ini lanjutnya, Bantul dan Kulonprogo merupakan dua daerah di DIY yang paling banyak warganya menjadi TKI. “Kalau daerah lain seperti Kota atau Sleman enggak banyak. Yang cukup banyak Bantul dan Kulonprogo,” ujarnya.

Perbulan, rata-rata dikirim lima orang TKI asal Bantul. Jumlah tersebut jauh lebih sedikit dibanding jumlah TKI asal Jawa Tengah yang diberangkatkan perusahaannya. Rata-rata mencapai 15 orang per bulan.

Jumlah di atas, baru tercatat di satu PJTKI saja. Di DIY kata dia jumlah PJTKI cukup banyak. Artinya jumlah TKI asal daerah ini termasuk PRT diperkirakan lebih banyak yang dikirim ke luar negeri.

Habib menambahkan, para calon TKI tersebut rata-rata menunggu selama dua minggu untuk diberangkatkan, setelah pengurusan administrasi selesai.

Soal jaminan perlindungan TKI yang mereka berangkatkan, menurutnya perusahaannya rutin melakukan pengawasan. Misalnya menerbangkan salah seorang perwakilan setiap sebulan sekali ke Malaysia untuk mengontrol kondisi TKI yang mereka kirim. Pengawasan itu untuk memantau kasus kekerasan yang selama ini kerap terjadi pada TKI.

Terpisah, Anggota DPRD Bantul Wildan Nafis mengatakan, selama ini Bantul masih kecolongan dengan adanya pengiriman TKI sebagai PRT ke luar negeri. Selain lewat PJTKI di daerah ini, warga kadang memilih berangkat dari Jakarta atau Surabaya.

Sebelumnya diberitakan, seorang TKI asal Trimulyo, Jetis, Bantul Rokhani Ana, kini tertahan di Oman tak dapat pulang ke tanah air. TKI yang bekerja sebagai PRT itu mengalami pelecehan seksual dan penyiksaan oleh majikannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya