SOLOPOS.COM - Pemuda di Nengahan, Kecamatan Bayat, Klaten saat menggeruduk di kantor desa setempat, Senin (3/8/2020). Para pemuda mempertanyakan pendistribusian bantuan di tengah pandemi Covid-19 yang dianggap tak tepat sasaran. (Solopos/Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN -- Belasan pemuda di Desa Nengahan, Kecamatan Bayat, Klaten memprotes dugaan bantuan Covid-19 salah sasaran. Pemuda menggeruduk kantor desa setempat, Senin (3/8/2020) pagi.

Mereka mempertanyakan mengapa bantuan di tengah pandemi Covid-19 tak tepat sasaran. Indikasi tak tepat sasaran terlihat dari temuan ada pegawai BUMN atau badan usaha milik negara yang mendapat bantuan dari pos BLT dana desa.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Berdasarkan pantauan Solopos.com di lapangan, kedatangan para pemuda itu awalnya ditemui Sekretaris Desa (Sekdes) Nengahan, Suyadi. Saat itu, Kepala Desa (Kades) Nengahan, Sugiarto, sedang beraktivitas di Kantor Kecamatan Bayat.

Wow! Jateng Valley Bakal Jadi Tempat Wisata Terbesar se-Asia Tenggara

Sempat menjelaskan maksud dan kedatangan ke Sekdes Nengahan, para pemuda itu minta Suyadi menghubungi Kades dan segera datang ke kantor desa. Tak berapa lama, Kades Sugiarto hadir di kantor desa.

Para pemuda butuh bertemu dengan kades guna memperoleh informasi secara detail terkait pembagian berbagai program bantuan di tengah kondisi Covid-19 di Klaten.

Para pemuda di Nengahan mencatat sedikitnya terdapat delapan warga yang mestinya memperoleh bantuan justru tak memperoleh bantuan sebagaimana mestinya. Program bantuan di desa setempat dinilai tak tepat sasaran.

Wajah Baru Jembatan Peninggalan Belanda di Wonogiri, Bikin Auto Selfie!

Orang Tua ASN Juga Dapat Bantuan

Sebaliknya, justru bantuan bantuan langsung tunai (BLT) dana desa (DD) menyasar ke seorang pegawai BUMN yang memiliki rumah bertingkat dan mobil Mitsubhisi Pajero.

Di desa tersebut, ada juga warga yang anak kandungnya seorang aparatur sipil negara (ASN) di Klaten justru memperoleh bantuan Covid-19.

"Program bantuan di tengah pandemi Covid-19 kurang tepat sasaran. Ada kasus, mestinya seorang warga memperoleh bantuan, justru tak peroleh bantuan. Seorang pegawai BUMN yang memiliki rumah bertingkat dan mobil Mitsubhisi Pajero justru memperoleh BLT DD. Sedangkan tukang parkir yang juga terdampak Covid-19 tak memperoleh BLT DD itu [hanya bantuan Pemprov Jateng senilai Rp200.000]," kata perwakilan Pemuda Nengahan, Rian Aji Wicaksono, saat ditemui wartawan di Kantor Desa Nengahan, Kecamatan Bayat, Senin.

Geger Video Viral Bendera Merah Putih Dibakar di Lampung, Pelaku Ditangkap

Rian berharap pemberian bantuan di tengah Covid-19 di Klaten dilakukan secara adil, transparan, dan objektif. Ke depan, Pemdes Nengahan diharapkan tidak membeda-bedakan calon penerima bantuan.

"Kami berharap ke depan pemdes itu lebih selektif. Enggak boleh ada istilah yang memperoleh bantuan wonge iki, sing ora entok wonge kae. Kami juga mempertanyakan warga yang sakit menahun justru tak memperoleh bantuan," ujar dia.

Di tengah pembahasan dengan para pemuda, Kades Nengahan, Sugiarto, menyampaikan pemdes siap mengubah data saat memberikan bantuan Covid-19 di waktu mendatang. Hal itu sesuai dengan tuntutan para pemuda. Hingga berita ini diturunkan, Senin (3/8/2020) pukul 12.00 WIB, pertemuan para pemuda dengan kades masih berlangsung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya