SOLOPOS.COM - ilustrasi pemakaman jenazah pasien Covid-19 (JIBI/Bisnis Indonesia)

Solopos.com, KLATEN – Angka kematian pasien Covid-19 di Kabupaten Klaten stabil tinggi seiring peningkatan kasus Covid-19 beberapa waktu terakhir. Pengelola menyebut kasus kematian terjadi mayoritas pada pasien yang memiliki komorbid atau penyakit penyerta.

Selama sepekan terakhir, kasus kematian pasien Covid-19 yang diumumkan Satgas Penanganan Covid-19 Klaten lebih dari 10 pasien setiap harinya. Sementara itu, jumlah total kasus Covid-19 di Klaten per Sabtu (3/7/2021) mencapai 16.710 orang dengan 10.524 orang dinyatakan sembuh, 891 orang meninggal dunia, dan 5.295 orang masih menjalani perawatan atau isolasi mandiri.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Direktur Utama RSUP dr Soeradji Tirtonegoro (RSST), Endang Widyaswati, mengatakan rata-rata kasus kematian terjadi pada pasien Covid-19 yang memiliki komorbid. “Rata-rata karena ada penyakit penyerta seperti hipertensi, kencing manis, dan penyakit lainnya. Sebagian besar kematiannya ada penyakit penyerta,” jelas Endang saat ditemui di RSST, Jumat (2/7/2021).

Baca Juga: Please Jangan Tambah Lagi, Di RSUD Ini 60 Nakesnya Terpapar Covid-19

Endang mengakui ada pasien Covid-19 meninggal dunia lantaran terlambat dibawa ke rumah sakit ketika kondisi darurat. “Saya mempelajari yang meninggal itu rata-rata tidak terlalu lama dirawatnya. Saya berharap saat isolasi mandiri di rumah atau terpusat tetap dalam pengawasan tenaga kesehatan sehingga ada saatnya ketika kondisi jatuh ke sedang, berat, dan kritis sesegera mungkin bisa segera dibawa ke pelayanan walau kami masih punya PR berikutnya,” kata dia.

Terkait jenazah pasien kasus Covid-19 yang meninggal dunia di RSST, Endang mengatakan proses pemakaman selama ini bekerja sama dengan para sukarelawan. Dia pun mengakui belakangan setiap harinya peti jenazah antre untuk dijemput tim sukarelawan guna proses pemakaman.

“Kami sedih juga terkadang memang cukup banyak. Karena semalam kadang-kadang bisa tujuh jenazah. Kami mengupayakan untuk membuat ruangan khusus yang dipakai sementara waktu untuk menempatkan peti jenazah,” kata Endang.

Bupati Klaten, Sri Mulyani, mengatakan dari hasil koordinasi dengan sejumlah direktur rumah sakit, rata-rata kasus kematian dialami pada pasien yang memiliki penyakit penyerta. “Kemudian karena terlambat dibawa ke rumah sakit. Kalau dari segi peralatan dan tempat tidur saat pasien sedang kritis itu tidak menjadi masalah. Masalahnya adalah pasien-pasien yang meninggal dunia itu punya penyakit penyerta,” ungkap dia.

Baca Juga: PPKM Darurat, Malioboro Jogja Gelap Gulita

Terkait ledakan kasus Covid-19 akhir-akhir ini, Tim Ahli Satgas Penanganan Covid-19 Klaten, Ronny Roekmito, menjelaskan setidaknya ada empat faktor pengungkit hingga kasus meningkat.

“Pertama efek libur Lebaran. Kedua, ada euforia dari mereka yang sudah menerima vaksinasi. Setelah menerima vaksinasi itu merasa sudah aman sehingga meninggalkan protokol kesehatan. Ketiga adalah kejenuhan masyarakat. Keempat bisa saja karena ada varian baru. Sampai saat ini kami belum tahu apakah ada varian baru atau tidak di Klaten. Sampai sekarang hasil uji genome sequencing dari pasien Covid-19 belum keluar meskipun sudah lebih dari dua pekan menunggu,” tutur dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya