SOLOPOS.COM - Peringatan Harganas ke-29 yang dipusatkan di New Kemukus, Sumberlawang, Sragen, dimeriahkan dengan acara senam bersama di prominade New Kemukus, Selasa (5/7/2022). (Istimewa/Diskominfo Sragen)

Solopos.com, SRAGEN–Angka stunting di Sragen berada di posisi urutan ke-14 terkecil di Jawa Tengah tetapi tertinggi keempat di Soloraya. Angka stunting di Sragen per 2021 sebanyak 4.353 anak balita yang menjadi sasaran penurunan.

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita atau bayi di bawah lima tahun akibat kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kekurangan gizi tersebut terjadi sejak bayi dalam kandungan pada masa awal setelah bayi lahir tetapi kondisi stunting baru diketahui setelah berusia dua tahun.

Berdasarkan data dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian dan Pengembangan (Bappeda Litbang) Kabupaten Sragen per 2021, angka stunting atau balita pendek di Sragen berada di 18,8%.

Angka tersebut tertinggi keempat di Soloraya, setelah Boyolali dengan 20,7%, Solo 20,4%, dan Sukoharjo 20%.

Angka stunting terkecil di Soloraya berada di Wonogiri dengan 14% dan disusul Klaten 15,8%, dan Karanganyar 16,2%.

Tingginya angka stunting tersebut menjadi tema dalam peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-29 yang dipusatkan di New Kemukus, Sumberlawang, Sragen, Selasa (5/7/2022).

Harganas tersebut mengambil tema Ayo Cegah Stunting Agar Keluarga Bebas Stunting. Dalam kesempatan itu ada pemberian 30 paket bantuan bagi 30 anak berisiko stunting dari Palang Merang Indonesia (PMI)

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Sragen, Udayanti Proborini, menjelaskan peringatan Harganas di New Kemukus diramaikan dengan berbagai kegiatan, seperti senam bersama, lomba yel-yel kader KB antarkawedanan, pelayanan KB, pelayanan donor darah, pameran produk UMKM, bantuan tenda kepada perempuan kepala keluarga, bantuan sembako ke masyarakat, hingga guyon maton dari kelompok seni Sedap Malam.

“Angka stunting di Sragen memang berada di urutan ke-14 di Jateng. Kami menargetkan angka stunting turun dari 18,8% menjadi 14% pada 2024 mendatang. Kuncinya terletak pada keluarga yang menjadi tonggak pertama dalam pencegahan stunting.

Pencegahan itu dimulai sejak sebelum perkawainan sampai 1000 hari fase kehidupan agar cukup asupan makanan yang seimbang,” jelasnya.

Dia menerangkan Harganas ini menjadi momentum kampanye kepada masyarakat untuk mengentaskan stunting di seluruh wilayah Sragen.

Dia menjelaskan Harganas ini diharapkan dapat menguatkan peran keluarga dalam pembangunan sumber daya yang berkualitas serta meningkat kepedulian keluarga Indonesia dalam pencegahan stunting. Berikut angka-angka stunting di Soloraya.

Kabupaten/Kota          Angka Stunting 2021         Target Stunting 2022

Wonogiri                          14,0%                                       10,5%

Klaten                               15,8%                                       12,3%

Karanganyar                   16,2%                                       12,7%

Sragen                              18,8%                                       15,3%

Sukoharjo                       20,0%                                       16,5%

Solo                                   20,4%                                       16,9%

Boyolali                            20,7%                                       17,2%

Sumber: Bappeda Litbang Sragen. (trh)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya