SOLOPOS.COM - Suasana karnaval Dugderan menyongsong Ramadan di Kota Semarang. (JIBI/Solopos/Antara/R. Rekotomo)

Solopos.com, SEMARANG – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang tetap berencana menggelar Dugderan atau festival menyambut datangnya bulan suci Ramadan atau puasa pada tahun ini. Kendati masih dalam suasana pandemi

Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang, Indriyasari, kepada wartawan di Hotel Dafam Semarang, Rabu (24/3/2021).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Iya, rencana tahun ini Dugderan diadakan. Tapi, tanpa karnaval. Nanti hanya diikuti beberapa OPD [organisasi perangkat daerah] dan bapak Wali Kota saja,” ujar Indriyasari.

Perempuan yang akrab disapa Iin itu menjelaskan nantinya seremoni Dugderan tetap akan digelar di Balai Kota Semarang. Acara diawali dengan pemukulan bedug oleh Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi. Kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki menuju Masjid Agung Kota Semarang yang terletak di Kauman.

“Nanti jumlah orang yang ikut kita batasi,” tegas Iin.

Baca jugaGubernur Ganjar: Tak Ada Penolakan Vaksinasi Covid-19 di Jateng

Dugderan selama ini menjadi agenda atau event wajib Kota Semarang yang digelar menjelang bulan Ramadan. Tujuan acara ini adalah untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang tibanya bulan puasa.

Namun, pada tahun lalu acara yang mampu menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke Semarang itu ditiadakan menyusul pandemi Covid-19.

Selain Dugderan, acara yang tahun lalu ditiadakan adalah Semarang Night Carnival (SMC). Pada tahun ini, SMC juga akan kembali ditiadakan karena berpotensi mengundang kerumunan banyak orang.

“Kalau Semarang Night Carnival untuk tahun ini kembali ditiadakan. Kita enggak mungkin gelar acara itu tanpa melibatkan orang banyak, namanya juga karnaval,” terang Iin.

Baca jugaBulog Cabang Semarang: Stok Beras Ramadan dan Lebaran Aman

Warak Ngendok

Tradisi Dugderan telah diadakan sejak tahun 1882 silam dan dipusatkan di kawasan Masjid Agung Semarang atau Masjid Kauman yang berada di dekat Pasar Johar.

Kata Dugderan berasal dari kata ‘dug’ yang berarti suara bedug dan ‘deran’ yang berarti suara petasan. Ciri khas perayaan ini adalah adanya Karnaval Warak Ngendok, yaitu hewan imajiner bertubuh kambing dan berkepala naga.

Selain karnaval, biasanya dalam acara Dugderan juga dibagikan makanan khas Semarang, yakni Roti Ganjel Rel. Masyarakat percaya jika mendapat roti tersebut akan mampu mengatasi ganjalan saat puasa.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya