SOLOPOS.COM - SMAN 1 Solo tempat ditemukannya 9 nama siluman yang tak pernah tercantum dalam pengumuman PPDB online (kasmaji81.wordpress.com)

SMAN 1 Solo tempat ditemukannya 9 nama siluman yang tak pernah tercantum dalam pengumuman PPDB online (kasmaji81.wordpress.com)

SMAN 1 Solo tempat ditemukannya 9 nama siluman yang tak pernah tercantum dalam pengumuman PPDB online (kasmaji81.wordpress.com)

Solopos.com, SOLO — Kepala SMAN 1 Solo, H.M. Thoyibun, memberikan keterangan yang menguatkan dugaan pelanggaran penerimaan peserta didik baru (PPDB) online di sekolah tersebut. Keterangan itu diberikan saat Thoyibun memenuhi undangan Ombudsman wilayah DIY, Rabu (2/10/2013) siang,  terkait kasus pelanggaran yang dilaporkan Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pelaksana Perwakilan Ombudsman wilayah DIY, Budhi Masthuri, mengatakan Kepala SMAN 1 Solo memenuhi undangan ke kantor Ombudsman DIY bersama dua orang staf sekolah setempat. Undangan tersebut dikirim Budhi melalui surat tertulis via pos beberapa waktu lalu.
“Tadi Pak Thoyibun beserta dua orang staf datang memenuhi undangan ke kantor kami,” jelas Budhi saat dihubungi Solopos.com, Rabu sore.

Dalam pertemuan tersebut, lanjutnya, Thoyibun memberikan keterangan yang dinilai memperkuat dugaan pelanggaran PPDB online yang dilaporkan LUIS.
Pelanggaran tersebut terkait munculnya sembilan nama siswa yang seharusnya tidak diterima di SMAN 1 Solo justru sekarang menjadi siswa di sekolah tersebut. Namun, Budhi enggan berkomentar lebih jauh saat Espos bertanya keterangan apa saja yang dibeberkan oleh Thoyibun kepada Ombudsman.

“Yang jelas informasi yang disampaikan Thoyibun sangat penting bagi kami untuk menindaklanjuti kasus ini. Keterangan dari Thoyibun memperkuat dugaan sembilan siswa yang masuk tidak melalui jalur PPDB online dengan semestinya,” terangnya.

Melalui informasi dari Thoyibun, pihaknya bakal menindaklanjuti kasus tersebut ke lapangan. Dalam waktu dekat pihaknya akan mencari sumber informasi yang terkait dengan keterangan dari LUIS dan Thoyibun.
Pihaknya bakal mengkroscek beberapa sumber yang dinilai mampu memberikan keterangan terkait sembilan siswa tersebut. Bila perlu, pihaknya akan meminta dokumen pendukung ke SMAN 1 Solo.

“Paling cepat kami kroscek ke lapangan pekan depan. Kemungkinan kami ke Pemkot atau Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) maupun instansi terkait yang bisa memberikan penjelasan,” imbuhnya.

Namun, hingga kini pihaknya belum berani menyimpulkan dugaan pelanggaran tersebut lantaran masih membutuhkan informasi yang memperkuat keterangan LUIS dan Thoyibun.

Pihaknya menilai laporan LUIS dan Thoyibun tidak bertolak belakang sehingga hal itu dinilai membuka jalan untuk menindaklanjuti kasus tersebut.

Meski demikian, pihaknya menilai keterangan Thoyibun cukup jelas dan sangat kooperatif dalam menjelaskan persoalan tersebut.

“Kami tetap fokus pada proses penyelenggaraan PPDB online hingga munculnya sembilan nama itu, agar menjadi evaluasi penyelenggaraan PPDB online ke depan.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya