SOLOPOS.COM - Katib Aam PBNU, KH Yahya Staquf saat memberi sambutan di sela-sela acara pelantikan Ahmad Zaini sebagai Rektor IAINU Tuban, Jawa Timur, Kamis (28/10/2021). (Liputan6.com)

Solopos.com, JAKARTA — Konflik antara Rusia dan Ukraina yang sudah berlangsung 13 hari belum menemukan solusi perdamaian.

Meningkatnya eskalasi kedua negara tersebut menjadi perhatian dunia dan berharap gencatan senjata bisa segera dilakukan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua umum PBNU K.H. Yahya Cholil Staquf atau akrab dipanggil Gus Yahya turut prihatin dengan kondisi tersebut.

Ekspedisi Mudik 2024

Saat menerima kunjungan dari Duta Besar Ukraina, Vasyl Hamianin pada Senin (7/3/2022), Gus Yahya berharap Presiden Rusia bisa menghentikan serangannya terhadap Ukraina.

Baca Juga: Hari Ke-13 Invasi Rusia ke Ukraina, Begini Situasinya

“Atas nama NU, saya menyeru kepada Rusia, kepada Presiden Putin, untuk menghentikan segera perang ini, gencatan senjata sekarang juga,” kata Gus Yahya dikutip Solopos.com dari Bisnis.

“NU akan berusaha melakukan apapun untuk membantu,” tegasnya.

Selain itu, pihaknya juga mengajak masyarakat internasional untuk bersama-sama melakukan sesuatu agar perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina bisa segera dihentikan.

Sementara itu, Duta Besar Ukraina, Vasyl Hamianin menyebut invasi Rusia ke Ukraina yang terjadi sejak 24 Februari 2022 lalu merupakan bencana kemanusiaan dan tidak bisa dibenarkan dengan alasan apapun.

“Apa yang terjadi di Ukraina saat ini adalah bencana kemanusiaan,” kata Hamianin.

Baca Juga: NATO, Pemicu Konflik Rusia-Ukraina

Oleh karena itu, ia berharap komunitas dunia bersatu untuk menghentikan invasi Rusia ke Ukraina demi terwujudnya perdamaian dan stabilitas keamanan dunia.

“Tidak ada yang bisa membenarkan perang, tidak ada yang bisa membenarkan pembunuhan warga sipil, tidak ada yang bisa membenarkan kejahatan terhadap kemanusiaan,” ujarnya.

“Itulah mengapa kami menyerukan kepada komunitas dunia, masyarakat, kepada media, kepada organisasi keagamaan, komunitas agama, untuk berdiri dan mengakhiri perang ini,” imbuhnya.

Sehari setelahnya atau Selasa (8/3/2022), Duta Besar Rusia untuk Indonesia Ludmila Vorobieva juga berkunjung ke kantor PBNU. Dalam pertemuan itu, Gus Yahya kembali menyerukan agar perang antara Rusia dan Ukraina bisa segera diakhiri.

Baca Juga: Dampak Konflik Ukraina-Rusia, Harga Makanan-Makanan Ini Rawan Naik

“Kami berdua sepakat bahwa penyelesaian damai harus diperjuangkan dan kekerasan harus dihentikan sesegera mungkin,” tegas Gus Yahya.

Meski demikian, upaya perdamaian itu tetap harus mempertimbangkan banyak hal. Mengingat persoalan antara kedua negara itu cukup kompleks.

“Tapi jelas bahwa ada masalah-masalah kompleks yang harus diurus di sana,” kata pria kelahiran 1966 itu.

“NU siap melakukan apa saja yang bisa dilakukan yang mungkin bisa membantu ke arah perdamaian dan penyelesaian masalah,” ujar pria kelahiran Rembang, Jawa Tengah itu.

Baca Juga: Terdampak Konflik Rusia-Ukraina, Defisit APBN Berpotensi Melebar

Sementara, Dubes Ludmila menyampaikan banyak terima kasih terhadap PBNU atas respons dan sikap yang telah diberikan.

Dia juga menyampaikan apresiasi kepada Nahdlatul Ulama (NU) yang selama ini telah banyak berkontribusi untuk mewujudkan perdamaian dunia.

“Kami mengapresiasi kepada Nahdlatul Ulama yang selama ini telah banyak berkontribusi untuk mewujudkan perdamaian dunia,” ucap Ludmila.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya