SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SLEMAN — Hujan deras yang turun di kawasan puncak Gunung Merapi mengakibatkan banjir lahar dingin berkapasitas ringan di Kali Gendol. Akibat banjir ini dua truk pengangkut pasir terjebak, tepatnya di Kali Gendol Dusun Batur, Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman.

Dua truk itu terjebak lahar dingin dari Merapi pada Sabtu (5/1/2013) sore. Pasalnya waktu itu di Dusun Batur masih cerah namun di bagian atas Merapi terjadi hujan yang cukup lebat. Sopir dan beberapa orang yang melihat aliran air langsung pergi ke pinggir sungai dan meninggalkan truk mereka.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Namun, kejadian itu menjadi tontotan beberapa warga sekitar pada Minggu (6/1/2013) saat evakuasi berlangsung.

Salah satu truk pasir warna merah bernopol H 1952 DC berasil dievakuasi warga. Truk yang ditarik oleh warga sekitar 200 meter dari sungai ini seluruh mesinnya tertutup dengan pasir dan lumpur.

Salah satu warga Supriyadi mengatakan sopir truk tersebut hingga kini masih belum kelihatan. Namun pada Sabtu (5/1/2013) malam pihaknya meminta tolong warga sekitar untuk mengevakuasi truk tersebut.

“Mungkin sopirnya sedang mengurus di kantornya. Sebab kemarin hanya pesan agar warga bisa mengevakuasi truk jika banjir sudah mereda,” kata Supriyadi, Minggu.

Supriyadi menambahkan, di sini memang sering truk terjebak lahar dingin saat hujan lebat dan warga sekitar sering dimintai bantuan untuk mengevakuasi truk yang terjebak itu.

“Kalau kemarin bukan hanya truk yang terkena aliran lahar dingin tapi satu becko pengeruk pasir juga ikut terguling. Tapi malam harinya becko sudah bisa dievakuasi,” jelas Supriyadi.

Salah satu anggota Pecinta Alam Lereng Merapi (Palem), Warjono alias Lentu mengatakan jika Sabtu sore dia mendengar frekuensi SKSB Emergency. Dia menemukan banyak pembicaraan yang sifatnya obrolan ringan.

Padahal pada pukul 16.15 WIB ada informasi jika di atas Gunung Merapi hujan lebat. Dari atas diinformasikan ada aliran mencapai 60 milimeter di Sungai Gendol menuju ke bawah.

Namun informasi ini rupanya kalah dengan obrolan ringan para pengguna. Akibatnya, sopir yang juga mendengarkan frekuensi ini jadi tidak bisa mendengarkan informasi selanjutnya.

“Dan pada pukul 17.00 WIB saya dikabari kalau ada dua truk dan satu becko terjebak banjir di Sungai Gendol. Saya lihat, sopir juga masih di sana belum bisa berjalan ke pinggir,” kata Warjono.

Dengan kejadian ini, Warjono berharap agar frekuensi SKSB tidak dijadikan untuk berbincang-bincang yang kurang penting. “Terlebih jika ada informasi hujan lebat di atas Gunung Merapi, sebaiknya semua pembicaraan diarahkan ke sana. Sebab banyak warga yang bergantung pada informasi di frekuensi ini,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya