SOLOPOS.COM - Jembatan di Kulonprogo yang rusak. (JIBI/Harian Jogja/Switzy Sabandar)

Harianjogja.com, KULONPROGO–Jembatan Kali Coplok yang berada di Pedukuhan Kamal, perbatasan Desa Karangsari dan Sendangsari, Kecamatan Pengasih ambrol sejak dua tahun lalu dan tidak kunjung diperbaiki. Padahal, jembatan sepanjang 30 meter yang berada di atas Sungai Coplok itu sebagai akses utama pertanian sekaligus penghubung warga di dua desa tersebut.

Jembatan yang dibangun sekitar 1980-an tersebut juga digunakan sebagai akses siswa-siswa asal Karangsari menuju SMPN 2  Pengasih yang berada di Sendangsari. Dari pantauan Harian Jogja, sebagian badan jembatan sudah ditambal menggunakan bambu agar tetap bisa digunakan pejalan kaki maupun pengendara sepeda motor walaupun harus bergantian.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sugiyono, 30, warga Kedung Tangkil, Karangsari, Pengasih, menuturkan, awalnya, pembangunan jembatan dilakukan secara swadaya oleh masyarakat setempat. “Tapi, setelah  rusak ini belum diperbaiki lagi. Katanya pedukuhan sudah menghubungi desa tetapi belum tahu lagi seperti apa,” ujarnya, Rabu (13/11/2013).

Ia menyayangkan jika jembatan tidak kunjung diperbaiki sebab mengganggu kenyamanan warga dalam beraktivitas. Misal, anak sekolah harus berputar arah saat berangkat dan pulang sekolah, atau petani Karangsari yang kesulitan mendatangi lahannya yang berada di desa Sendagsari, dan sebaliknya.

Slamet, 30, petani Karangsari, menjelaskan, jembatan rusak karena tergerus banjir. “Dulu awalnya cuma rekahan kecil, tetapi karena banjir dan didiamkan terus-menerus akhirnya membesar dan ambrol,” terangnya.

Semula,jembatan tidak bisa digunakan sama sekali, namun seminggu yang lalu warga berinisiatif dengan memasang batang bambu sehingga bisa dilewati walaupun tidak maksimal.Diakuinya, rusaknya jembatan sangat mengganggu aktivitas petani. Truk dan pick up pengangkut pupuk kandang dan peralatan pertanian terpaksa harus memutar sejauh tiga kilometer melalui wilayah dusun Girinyono, Sedangsari. “Demikian juga dengan saat musim panen, kendaraan pengangkut hasil pertanian arus memutar cukup jauh,” tukas Slamet.

Dukuh Kamal, Sugiyatman, menuturkan, pernah mengajukan proposal perbaikan jembatan ke pemerintah desa namun hingga saat ini belum ada kejelasan. Menurut dia, jika harus memanfaatkan iuran warga pasti memberatkan karena biayanya cukup besar.

Ia berharap, pemerintah dapat memberikan bantuan perbaikan jembatan, mengingat, fungsi jembatan vital bagi warga, terutama petani. Terlebih, sekarang sudah memasuki musim penghujan dan dikhawatirkan konstruksi jembatan sudah tak kuat lagi menanggung beban serta gerusan air sungai.

“Dulu kami juga pernah mengeluhkan soal jembatan ini ke pemerintah sewaktu ada acara panen di sini, waktu itu hadir juga orang dari dinas dan DPRD, mereka memberi harapan akan memfasilitasi perbaikan jembatan, tapi sampai sekarang belum ada perubahan,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya