SOLOPOS.COM - Rafif Pujasmara (kiri) dan Gagat Ridwan Wicaksana. (JIBI/SOLOPOS/Syahaamah Fikria)

Rafif Pujasmara (kiri) dan Gagat Ridwan Wicaksana. (JIBI/SOLOPOS/Syahaamah Fikria)

Solo (Solopos.com)--Sekali lagi, generasi muda dari Solo akan membuktikan kemampuannya di kancah internasional. Dua remaja anak didik Padepokan Seni Sarotama Surakarta akan mengikuti misi kesenian bertajuk First Asean Youth Cultural Festival, di Korea Selatan, Senin-Selasa (22-30/8) mendatang.

Promosi Vonis Bebas Haris-Fatia di Tengah Kebebasan Sipil dan Budaya Politik yang Buruk

Mereka ialah Gagat Ridwan Wicaksana yang saat ini masih duduk di bangku kelas IX SMPN 4 Solo dan Rafif Pujasmara, siswa kelas XI SMAN 4 Solo merupakan satu-satunya kontingen dari Indonesia.

“Kami tidak tahu pasti kenapa dipilih. Yang pasti informasi ini disampaikan oleh Prof Rahayu Supanggah dari ISI Solo, sekitar bulan Juli lalu. Jadi persiapannya cukup singkat, hanya satu bulan,” tutur Gagat, saat ditemui Espos, di Padepokan Seni Sarotama, baru-baru ini.

Di sana, mereka akan beraksi bersama 16 remaja lainnya dari berbagai negara di Asia. Diungkapkan Gagat, keberangkatan mereka ke Korea Selatan sekaligus akan tampil dalam dua agenda besar. Pertama adalah pentas kolaborasi 18 peserta First Asean Youth Cultural Festival.  Selain itu, ke-18 peserta itu juga menjadi wakil dari Asia dalam ajang World Music Festival yang diselenggarakan di negara sama. Namun, menurut mereka, sebelum benar-benar berlaga, seperti peserta lainnya, mereka terlebih dahulu juga harus melakukan presentasi karya.

Dalam presentasi itu, Gagat akan membawakan tarian Kiprah Ratu Sewu. Tari tradisi kreasi itu menggambarkan seorang raja yang sedang menari. Membawa budaya Indonesia,  busana dan gerak tari tradisi Jawa, seperti gerak Jawa gagah, kata Gagat, akan mendominasi dalam Kiprah Ratu Sewu.

Sementara itu, Rafif yang telah memiliki jam terbang cukup tinggi dalam dunia pakeliran remaja akan mendalang dengan fragmen Perang Kembang. “Fragmen tersebut menggambarkan peperangan antara seorang satria, dalam lakon saya nanti saya mengangkat Arjuna melawan Buta. Saya akan menonjolkan teknik-teknik memainkan sabetan dalam presentasi nanti,” ungkap Rafif.

Meski waktu presentasi mereka terbilang cukup singkat, hanya lima menit, namun diakui Gagat dan Rafif, waktu itu akan dimanfaatkan sebaik mungkin untuk mengenalkan budaya Indonesia, terutama Solo. Dalam presentasi berbahasa Inggris, kata Rafif, mereka banyak menceritakan objek pariwisata, kekayaan budaya dan potensi yang dimiliki Solo. “Harapannya di sana kami tak hanya tampil, tapi juga benar-benar bisa membawa misi kesenian dan budaya,” tandas Rafif.

(m97)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya