SOLOPOS.COM - Ketua Dewan Komisioner DSC, Surjanto Yasaputera (Istimewa)

Solopos.com, SOLO – Diplomat Succes Challenge sudah memasuki tahun ke 11 dalam penyelenggaraannya. DSC yang merupakan Program dan Ekosistem Wirausaha dari Wismilak Foundation ini ingin berkontribusi di dalam dunia kewirausahaan Indonesia.

Direktur Wismilak Grup sekaligus Ketua Dewan Komisioner DSC, Surjanto Yasaputera menyampaikan itu saat menggelar jumpa pers dengan sejumlah awak media secara virtual, Rabu (10/2/2021).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Keinginan berkontribusi bagi dunia kewirausahaan di Indonesia, menurut Surjanto Yasaputera, menjadi latar belakang munculnya kompetisi dengan nama Diplomat Succes Challenge. Sehingga kegiataan ini tak sekada mencari pemenang.

“Awal munculnya ide penyelenggaraan DSC ketika pada 2008-2009 isu-isu tentang entrepreneurship sedang kencang-kencangnya. Indonesia saat itu dianggap tertinggal dari negara-negara tetangga. Di mana kewirausahaan tumbuh hingga 4%, sedangkan Indonesia baru 1%. Sehingga kita ingin berkontribusi menumbuhkan jumlah pengusaha melalui Diplomat Succes Challenge,” kata Surjanto Yasaputera.

Baca jugaProgram Hibah Modal Usaha Rp2 Miliar DSC XI Dibuka, Catat Cara Daftarnya

Karena niat itulah, lanjutnya, penyelenggaraan DSC pun tidak menggandeng pemerintah atau diminta oleh pemerintah. Sehingga penyelenggaraan Diplomat Succes Challenge pada tahun 2010 dilakukan secara mandiri. Baru dua tahun terakhir berkolaborasi dengan Asosiasi Coworking Indonesia (CID).

Mengenai penilaian kewirausahaan dalam DSC, menurut Surjanto Yasaputera, lebih kepada sosok pengusahanya dengan berpatok pada 3P, Paham, Piawai, dan Persona. Sejauh mana pengusaha itu paham dengan bisnisnya. Kemudian piawai dalam presentasi dan leadership-nya, serta persona atau attitude si pengusaha.

Sedang kriteria bisnis atau usaha yang bisa menjadi peserta, Surjanto Yasputera, menyampaikan bahwa di DSC usaha apapun boleh jadi peserta. Bahkan masih ide bisnis pun boleh mengirimkan proposal.

“Memang paling banyak food and beverage. Namun ada juga bisnis yang lain, bahkan termasuk aplikasi. Seperti DSC XI pemenangnya dari food and beverage, kesehatan, dan kontruksi. Jadi beragam usaha bisa ikut di Diplomat Succes Challenge,” ujar Surjanto Yasaputera.

Baca juga: DSC Satu Dekade Lebih Membangun Ekosistem Wirausaha Indonesia

Ada Mentoring

Kemudian, lanjut Surjanto, karena ingin berkontribusi dalam kewirausahaan di Indonesia, DSC tak sekadar mencari pemenang dari kompetisi yang menyediakan total dana hibah Rp 2 miliar ini.

“Jadi setelah jadi pemenang dan mendapat hibah modal usaha, DSC juga melakukan pendampingan atau mentoring selama dua tahun. Mentor menjadi teman diskusi, bahkan menghubungkan dengan pengusaha yang sudah jalan untuk menambah wawasan usaha,” jelas Surjanto Yasaputera.

Sehingga dengan adanya mentoring tersebut, tambah Surjanto, mereka akan terasah dan terarah dalam menjalani bisnisnya. Melalui diskusi dan networking. Di mana saat ini ada DEN atau Diplomat Entrepreneur Network yang menjadi wadah peserta DSC.

“Beberapa tahun terakhir kami juga memberikan pelatihan-pelatihan yang lebih resmi seperti bekerja sama dengan Entrepreneurship Organisation dan lembaga lainnya,” jelas Surjanto.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya