SOLOPOS.COM - Drone Kargu-2. (Kargu)

Solopos.com, JAKARTA -- Drone jadi salah satu senjata andalan di medan perang selama bertahun-tahun. Berbeda dengan dulu yang butuh pilot manusia, zaman sekarang drone bisa menyerang secara otomatis.

Mengutip Detikinet, Rabu (2/6/2021), drone militer kini makin canggih dan mengerikan. Bukti kecanggihan tersebut tercatat dalam laporan PBB yang merinci sebuah insiden pada tahun 2020.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ditulis dari Metro, tahun lalu sekelompok pemberontak Libya diserang oleh pesawat tak berawak yang bertindak secara otonom. Laporan PBB itu melaporkan kemunculan kendaraan udara tempur tak berawak dan sistem senjata otonom mematikan.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga : Anjing Ini Bisa Endus Pasien Covid-19 Kurang dari 1 Detik

Drone ini menyerang pemberontak tanpa masukan atau perintah dari operator manusia. Peristiwa ini menandai kali pertama mesin bertindak sendiri untuk menargetkan manusia. Tak ada kematian yang dilaporkan, namun pesawat tak berawak tersebut sarat dengan bahan peledak dan mampu menyebabkan korban yang signifikan.

Menurut laporan Maret dari Panel Ahli Dewan Keamanan PBB di Libya, quadcopters Kargu-2 dikerahkan di negara Afrika Utara tersebut pada Maret 2020. Insiden itu terjadi selama pertempuran antara pemerintah Libya dan pasukan yang setia kepada Khalifa Haftar, komandan faksi yang memisahkan diri dari tentara nasional Libya.

Drone Kargu-2 dapat diterbangkan oleh operator manusia atau mereka dapat menggunakan kamera on-board dan kecerdasan buatan untuk mencari target secara mandiri. Ketika sudah cukup dekat, drone kemudian meledak saat terkena pemicu.

Baca Juga : Honda Jet Elite S, Jet Elite Produksi Honda Aircraft

Pasukan Haftar mundur dari Tripoli ketika mereka diburu dan terlibat dari jarak jauh oleh drone Kargu-2. Begitu mundur, mereka terus menerus menjadi sasaran drone dan sistem senjata otonom yang mematikan tersebut.

Adapun drone diprogram untuk menyerang target tanpa memerlukan konektivitas data antara operator dan amunisi. Pada akhir tahun 2020, Kepala Angkatan Bersenjata Inggris, Jenderal Sir Nick Carter, memprediksi pada tahun 2030-an, tentara Inggris bisa memiliki 30.000 tentara robot.

Angkatan Darat Inggris telah berupaya melakukan perekrutan selama beberapa tahun. Teknologi diperlukan untuk menutup celah yang ditinggalkan oleh tentara manusia. Jadi di masa depan, mungkin akan mendengar lebih banyak tentang insiden drone atau mesin yang menyerang orang tanpa pengawasan manusia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya