SOLOPOS.COM - Ginanjar Saputra (Solopos/Istimewa)

Solopos.com, SOLO – Tayangan drama serial atau drama berseri di saluran video streaming berbayar kini makin digemari. Drama komedi hingga drama tragedi semua ada. Penonton bebas menentukan drama berseri apa yang ingin mereka tonton.

Drama berseri yang tengah naik daun belakangan ini justru menyajikan adegan-adegan untuk kalangan dewasa atau yang biasa disebut dengan adegan esek-esek. Kupu-Kupu Malam, Scandal 2, dan Open BO adalah sebagian dari drama berjenis seperti itu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Tiga drama itu hanya sebagian kecil dari banyak drama berseri dengan bumbu adegan untuk kalangan dewasa yang ditayangkan di saluran video streaming berbayar. Dari judulnya saja banyak yang bisa menebak drama berseri tersebut meyajikan adegan esek-esek.

Sebagian dari drama untuk kalangan dewasa itu juga memuat kisah kelam perempuan malam yang seharusnya ditonton dengan penuh kebijaksanaan agar tak muncul salah paham di benak penonton.

Drama-drama berseri itu menyajikan adegan hubungan seksual, berciuman, suara mendesah, merokok, minum minuman beralkohol, atau mengumpat. Drama-drama berseri tersebut memang ditayangkan dengan disertai peringatan dan embel-embel hanya boleh ditonton orang dewasa.

Drama untuk kalangan dewasa yang berseri itu tidak ditayangkan di saluran televisi terestrial, namun justru bisa disaksikan di saluran streaming yang bisa diakses melalui gawai yang terhubung dengan Internet.

Itu artinya drama serial itu bisa disaksikan siapa saja, di mana saja, kapan saja, asalkan membayar biaya langganan dan menggunakan akun dengan tanggal lahir yang tergolong sudah dewasa.

Memalsukan tanggal lahir saat membuat akun itu sangat mudah pada saat ini. Dengan kemudahan akses ke platform itu, selain kebijaksanaan penonton, kebijaksanaan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) juga sangat dibutuhkan.

KPI sering tegas saat menegur tayangan di televisi yang dianggap tidak pantas ditayangkan. Di televisi, perkataan kasar disensor, belahan dada perempuan diburamkan, hingga adegan film kartun pun dipotong karena pengelola stasiun televisi takut mendapatkan teguran dari KPI.

Banyak berita tentang sejumlah teguran dari KPI untuk beberapa stasiun televisi. Tayangan iklan yang memuat adegan yang dianggap hanya layak untuk orang dewasa juga tidak bisa ditayangkan pada waktu yang sembarangan.

Iklan pompa air dengan bintang iklan perempuan berpakaian minim yang berjoget disetop penayangannya. Iklan rokok tanpa adegan merokok harus ditayangkan di atas pukul 22.00 WIB.

Di saluran video streaming berbayar justru belahan dada perempuan diumbah bebas, perkataan kasar keras terdengar, adegan bercumbu ditayangkan berkali-kali, apalagi adegan orang mengisap sebatang rokok.

Ketegasan KPI menegur tayangan yang dianggap tidak pantas itu seharusnya tidak tebang pilih. Perlu keadilan dalam menerapkan peraturan, seperti Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3-SPS) atau yang lainnya.

Tentu sebaiknya bukan hanya menegur, menyensor, atau menyetop siaran drama serial dewasa. KPI sebaiknya menggandeng pengelola saluran video streaming berbayar agar tayangan yang dianggap tidak pantas untuk anak-anak benar-benar tidak ditonton anak-anak.

Label konten dewasa seperti D, 17+, 18+, 21+, atau berapa plus lainnya rasanya belum cukup untuk menyaring kebijaksanaan penonton. Peraturan yang ketat dalam menonton seperti proses pembuatan akun dengan tanggal lahir yang sulit dipalsukan akan meminimalkan tontonan untuk kalangan dewasa disaksikan penonton yang belum cukup umur.

Tentu saja selain KPI dan pengelola saluran video streaming berbayar, kontrol orang tua menjadi paling penting. Pengawasan orang tua terhadap anak-anak yang menggunakan gawai adalah penentu perilaku anak-anak dalam mengeksplorasi gawai mereka.

(Esai ini terbit di Harian Solopos edisi 18 Januari 2023. Penulis adalah wartawan Solopos Media Group)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya