SOLOPOS.COM - Petugas gabungan dari Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Solo, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Solo, dan perwakilan kontraktor yang mengerjakan proyek perbaikan jembatan Jurug B PT Bukaka, memeriksa kondisi jembatan sesek Beton, Sewu, Jebres, Solo, Jumat (30/9/2022). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Solo menilai konstruksi jembatan sasak yang di Sungai Bengawan Solo yang menghubungkan Kampung Beton, Sewu, ke Gadingan, Mojolaban, Sukoharjo, sangat jauh dari layak dan tidak aman.

Karenanya ia meminta masyarakat Kota Solo untuk menghindari jembatan tersebut dengan alasan keamanan. “Kondisi jembatan sangat tidak layak dan tidak direkomendasikan untuk dilewati karena faktor keamanan di sana sangat minim dan berbahaya,” jelas Kabid Bina Marga DPUPR Kota Solo, Joko Supriyanto, saat diwawancarai Solopos.com, Jumat (30/9/2022).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hari itu DPUPR Solo bersama Dinas Perhubungan (Dishub), Satlantas Polresta, dan PT Bukaka (kontraktor Jembatan Jurug B) mengecek jembatan sasak di Beton Sewu. Saat pengecekan, kendaraan roda dua berseliweran baik dari arah Solo maupun Mojolaban.

Mengenai rencana mengganti jembatan sasak dari anyaman bambu yang dibuat secara swadaya oleh warga di Bengawan Solo itu dengan jembatan darurat, Joko meminta Solopos.com untuk bertanya ke Dinas Perhubungan (Dishub) Solo.

Ekspedisi Mudik 2024

Namun, Joko mengatakan wacana membangun jembatan permanen yang menghubungkan Beton dengan Gadingan sebelumnya pernah muncul. Menurut Joko, ide itu berasal dari Pemerintah Kabupaten Sukoharjo, bukan dari Pemkot Solo.

Baca Juga: Baru Dibangun, Jembatan Sasak Gadingan-Ngepung Sangkrah Solo Hanyut

“Ide jembatan permanen sudah pernah diusulkan Pemkab Sukoharjo, dan memang merupakan ranah Kabupaten Sukoharjo, bukan dari Pemerintah Kota Solo untuk membangun jembatan permanen di sana,” ujarnya.

Seperti diketahui, warga Gadingan, Mojolaban, Sukoharjo, secara swadaya membangun jembatan sasak dari Gadingan ke Beton, Sewu, Solo, sebagai sarana penyeberangan Sungai Bengawan Solo selama Jembatan Mojo ditutup.

Aspek Keselamatan Jembatan Sasak Jadi Fokus Utama

Pengelola jembatan menawarkan jasa penyeberangan ke warga dengan mematok tarif Rp2.000-Rp3.000 per sepeda motor sekali menyeberang. Pada hari pertama Jembatan Mojo ditutup, Senin (26/9/2022), jembatan sasak itu langsung diserbu pengendara motor.

Jarak yang dekat dan murah membuat warga memilih lewat jembatan sasak ketimbang lewat jalur alternatif Jembatan Bacem yang jaraknya mencapai 20 km dan boros BBM.

Baca Juga: Dinilai Kurang Aman, Jembatan Sasak Bengawan Solo akan Diganti Jembatan Darurat

Namun, faktor keselamatan menjadi pertanyaan besar. Karena itu lah, DPUPR bersama Dishub, Satlantas, dan PT Bukaka, mengecek jembatan sasak itu pada Jumat.

Kepala Dishub Solo, Taufiq Muhammad, yang ikut dalam pengecekan itu mengatakan aspek keselamatan pengendara roda dua yang melintasi jembatan sasak harus menjadi fokus utama.

“Kebetulan dari PU [DPUPR] dan PT Bukaka melakukan rapat koordinasi dengan instansi terkait. Intinya kami ingin meningkatkan aspek keselamatan, apalagi dengan diperbaikinya dua jembatan besar yang ada memang dampaknya luar biasa,” jelasnya.

Baca Juga: Wali Kota Gibran Tak Rekomendasikan Warga Lewat Jembatan Sasak di Bengawan Solo

“Kami berupaya untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan, kami dari Kota Solo dan Kabupaten Sukoharjo akan survei bersama, nantinya diharapkan akan meningkatkan jembatan sasak ini jadi jembatan darurat supaya lebih aman,” imbuh Taufiq.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya