SOLOPOS.COM - MACET -- Kemacetan terlihat di jalan menuju Palang Joglo, beberapa waktu yang lalu, Banyaknya kendaraan angkutan berat yang melintasi kawasan itu membuat simpang susun makin diperlukan. (JIBI/SOLOPOS/dok)

MACET -- Kemacetan terlihat di jalan menuju Palang Joglo, beberapa waktu yang lalu, Banyaknya kendaraan angkutan berat yang melintasi kawasan itu membuat simpang susun makin diperlukan. (JIBI/SOLOPOS/dok)

Solo (Solopos.com) – Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Solo bakal mengajukan anggaran peninjauan ulang detail engineering design(DED) jalan layang simpang tujuh Palang Joglo masuk tahun anggaran (TA) 2012.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Penegasan itu disampaikan Kepala DPU Solo, Agus Djoko Witiarso, kepada Espos, Minggu (23/10/2011), terkait perkembangan rencana pembuatan jalan layang di perlintasan Palang Joglo. “Untuk proyek fly over Palang Joglo masih dibutuhkan review DED kaitannya dengan connecting ke interchangetol Solo-Mantingan, Ngawi,” katanya. Dia berharap usulan peninjauan DED jalan layang Palang Joglo bisa disetujui Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) dan pembahasan dengan Dewan.

Agus mengaku akan berkonsultasi dengan Badan Pengelola Jalan Tol terkait rencana menghubungkan jalan layang ke jalan tol. Selain untuk mengurai kepadatan arus kendaraan di persimpangan Palang Joglo, keberadaan jalan layang yang terhubung dengan jalan tol diharapkan memberikan dampak positif daerah Solo utara. Seperti Kelurahan Kadipiro, Nusukan, Sumber serta Kelurahan Mojosongo, Jebres.

Secara terpisah, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Solo, Yosca Herman Soedrajad membenarkan adanya upaya Pemkot Solo untuk menyeriusi proyek jalan layang Palang Jogo. Bahkan menurut Yosca anggaran untuk pembangunan jalan layang dari pemerintah pusat sudah ada. Tinggal mematangkan konsep teknis DED oleh daerah dalam hal ini DPU. Dalam proyek tersebut, Pemkot bertanggung jawab dalam pengadaan lahan.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Solo diyakini tidak mampu untuk membebaskan lahan di kawasan Palang Joglo. Sebab kawasan itu merupakan area bisnis. “Yang berat nantinya dalam pembebasan lahan. Tapi setahu saya anggaran dari pusat untuk jalan layang sudah ada,” kata dia.

Yosca melanjutkan kendati arus kendaraan di kawasan cukup padat, namun masih kalah dengan tingkat kepadatan di Jl Slamet Riyadi. Bila rata-rata jumlah kendaraan yang melintas di Jl Slamet Riyadi mencapai 2000-3000 kendaraan/jam, di perlintasan Palang Joglo masih di kisaran 1.000 unit/jam. Di sisi lain Yosca menilai perlunya outer atau jalan lingkar kota untuk mencegah kendaraan berat melintas kota. Tidak adanya jalan lingkar membuat kendaraan bertonase 10-12 ton menjelajah ruas-ruas jalan kota yang hanya mampu menahan beban maksimal 8 ton.

kur

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya