SOLOPOS.COM - Tangkapan layar video tentang penumpang difabel yang ditolak naik KRL di Stasiun Solo Balapan. Video diunggah Selasa (26/7/2022). (Instagram @mlampahsolo)

Solopos.com, SOLO—Ditolaknya seorang penyandang disabilitas ketika akan naik kerela rel listrik atau KRL di Stasiun Balapan Solo memantik keprihatinan kalangan DPRD Solo.

Wakil Ketua DPRD Solo, Sugeng Riyanto, yang menyayangkan masih terjadinya pelayanan publik yang tak ramah terhadap penyandang disabilitas.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Sangat menyayangkan. Harus segera dilakukan perbaikan pihak terkait,” ujar dia, Kamis (28/7/2022).

Apalagi insiden penolakan penyandang disabilitas yang akan naik KRL terjadi di Solo yang sekarang menjadi tuan rumah ASEAN Para Games (APG) 2022.

Ekspedisi Mudik 2024

Sugeng menilai semestinya tidak ada pembedaan pelayanan publik, bagi penyandang disabilitas atau tidak.

Baca Juga: Viral Penumpang Difabel Dilarang Naik KRL di Solo, Gibran: Sudah Diurus

Dia membandingkan dengan pelayanan naik pesawat terbang yang membolehkan penyandang disabilitas untuk naik.

“Pesawat terbang itu lebih susah secara teknis. Tapi toh pesawat terbang tetap melayani teman-teman penyandang disabilitas,” terang dia.

Sugeng mengingatkan insiden ditolaknya penyandang disabilitas yang akan naik KRL juga harus menjadi introspeksi bersama.

Arahnya bagaimana memastikan aksesibilitas bagi penyandang disabilitas di setiap pelayanan pemerintahan dan pelayanan publik.

Dia mencontohkan salah satu catatan terkait aksesibilitas penyandang disabilitas di Gedung DPRD Solo, yaitu mati atau rusaknya sarana lift menuju ruang rapat paripurna. Tanpa lift itu penyandang disabilitas bakal kesulitan mengakses rapat paripurna DPRD Solo.

“Kemarin-kemarin mau menganggarkan lift ora kecandak-kecandak. Bila lift bisa beroperasi sebenarnya, gedung sudah ramah penyandang disabilitas. Tapi karena rusak, jadinya belum ramah. Walau secara konsep sebenarnya sudah akomodatif,” terang dia.

Baca Juga: Penumpang Difabel Ditolak Naik KRL di Solo, PT KCI: Segera Kami Temui

Ihwal lift rusak di Gedung DPRD Solo, menurut Sugeng, sudah tidak bisa diperbaiki, melainkan harus dibongkar total. Nilai anggaran untuk pembongkaran total lift dan memfungsikannya kembali relatif besar.

“Dulu pernah dicek orang bengkel, lempar handuk,” urai dia.

Tapi Sugeng berharap pembenahan lift itu bisa dilakukan setidaknya tahun depan. Hal itu penting karena menyangkut aksesibilitas penyandang disabilitas di Gedung DPRD Solo yang notabene memang kantor wakil rakyat. Rakyat harus bisa mengaksesnya.

Sebelumnya, publik Kota Solo dikagetkan dengan sebuah unggahan video di Instagram @mlampahsolo yang diduga berisi kejadian penolakan seorang penyandang disabilitas yang akan naik Kereta Rel Listrik (KRL) pada Rabu (27/7/2022).

Sempat terjadi adu argumentasi antara penyandang disabilitas yang mengaku bernama Yuhan dengan beberapa petugas keamanan stasiun.

Yuhan disarankan agar menggunakan moda transportasi lain dengan alasan aturan.

Di video berdurasi dua menit 31 detik itu terdengar suara salah seorang petugas keamanan menyampaikan bahwa kursi dengan tiga roda tidak bisa masuk ke KRL. Dia kemudian menyarankan Yuhan naik moda lain.

Namun, Yuhan tidak menyerah begitu saja. Dia mengingatkan tiga petugas keamanan itu bahwa dirinya adalah penyandang disabilitas. Selama ini dia juga mengaku tidak pernah mendapatkan penolakan begitu di banyak tempat.

Tapi, ketiga petugas keamanan itu tetap bersikukuh dengan sikapnya tidak membolehkan Yuhan masuk KRL.

Mendapat sikap seperti itu, Yuhan lagi-lagi tidak menyerah. Dia menyampaikan ingin berbicara dengan atasan petugas itu.

Namun, perjuangan dia tetap tidak membuahkan hasil. Akhirnya dia balik kanan sembari menyampaikan identitas atau nama tiga petugas tersebut di videonya. Insiden kegagalan Yuhan naik KRL itu mendapat perhatian netizen.



Tidak terkecuali Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka.

Saat Solopos.com mengirimkan link Instagram @mlampahsolo, orang nomor satu di Kota Bengawan tersebut menginformasikan bahwa insiden itu sudah diurus oleh PT KAI.

“Sudah diurus. Ini mau mendatangi rumah korban untuk minta maaf. Yang mengurus KAI ya, bukan saya,” tulis dia via WhatsApp.

Setahu Gibran memang tidak ada aturan yang tidak membolehkan penyandang disabilitas untuk naik KRL.

“Enggak ada aturan penyandang disabilitas enggak boleh naik KRL,” terang dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya