SOLOPOS.COM - Ilustrasi bantuan alsintan

Solopos.com, WONOGIRI — Sejumlah petani di Kabupaten Wonogiri menerima bantuan berupa 127 unit dan 11 jenis alat dan mesin pertanian (alsintan). Bantuan itu diberikan di Pendapa Rumah Dinas Bupati Wonogiri, Senin (28/11/2022).

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Wonogiri, Baroto Eko Pujanto, memaparkan bantuan yang diberikan berupa 47 unit kultivator, 10 kendaraan roda tiga, 10 perajang tembakau, 11 hand traktor rotari, 10 power thresher dorong.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Selain itu, ada 10 hand sprayer elektrik, tujuh alat pencacah pupuk organik, tujuh pompa air, delapan hand tractor, empat konsiler mobile, dan tiga konsiler dorong. Total nilai bantuan alsintan tersebut senilai Rp2,724 miliar.

“Pemberian bantuan ini untuk memudahkan dan meningkatkan produksi pertanian. Harapannya begitu,” kata Baroto kepada Solopos.com, Selasa (29/11/2022). 

Sementara itu, dia menyampaikan masih ada sejumlah masalah penyaluran pupuk bersubsidi di antaranya alokasi pupuk subsidi yang diberikan pemerintah belum memenuhi kebutuhan rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK) petani.

Selain itu ada kartu tani banyak yang mengalami masalah seperti nomor kartu ganti, kartu tani tidak a kitir, atau kuota alokasi pupuk kosong.

“Ada pula ditemukan adanya pembebanan pembelian paket pupuk bersubsidi dengan nonsubsidi dengan dalih pengenalan pupuk nonsubsidi,” ujar dia.

Dia menambahkan petani di Kabupaten Wonogiri sebanyak 172.265 orang. Sementara kartu tani yang digunakan saat ini mencapai 111.220 unit. serapan penyaluran pupuk subsidi alokasi pupuk urea bersubsidi hingga 25 November lalu masih 3.014 ton, sedangkan sisa alokasi pupuk NPK 3.234 ton. 

Bupati Wonogiri Joko Sutopo mengatakan bantuan alsintan diharapkan meningkatkan efisiensi yang lebih sistematis bagi petani. Apabila difungsikan dengan baik, biaya produksi pasti akan berkurang.

“Tujuannya memberikan akses modernisasi dan mengurangi biaya pertanian. Bantuan ini diberikan kepada mereka yang mengajukan untuk menerima bantuan. Tentu sudah kami kaji, siapa kira-kira yang paling membutuhkan” kata Jekek, sapaan akrabnya.

Menyoal masih ditemukannya sejumlah kendala dalam penyaluran pupuk bersubsidi, di hadapan para petani Jekek mengurai masalah tersebut disebabkan karena beberapa faktor. 

Jekek menjelaskan kartu tani yang kuotanya kosong itu biasanya disebabkan petani mengambil alokasi pupuk secara berlebihan tidak sesuai dengan peruntukkan.

Dia mencontohkan pupuk bersubsidi yang semula untuk alokasi MT II dihabiskan pada MT I. Begitu juga pada MT II, petani mengambil alokasi pupuk subsidi untuk jatah MT III. Dengan begitu, pada MT III kuota pupuk subsidi petani sudah kosong.

“Ada faktor lain, misalnya karena kesalahan atau error pada sistemnya. Kalau sudah begitu tentu kami enggak bisa menyalahkan petani. Itu nanti ranahnya BRI sebagai instansi yang berwenang dan bertanggung jawab karena mereka sebagai bank yang mencetak kartu tani,” kata Jekek saat ditemui Solopos.com selepas acara.

Solusinya, lanjut Jekek, petani yang bermasalah pada kartu tani tetap dapat menebus pupuk subsidi dengan cara manual. Mereka cukup membawa KTP atau KK yang terdaftar dalam RDKK kepada KPL. Selanjutnya dikonfirmasikan kepada BRI untuk dilakukan pembenahan masalah pada kartu tani tersebut

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya