SOLOPOS.COM - Potongan video ekspedisi ekonomi digital di Semarang. (Youtube/ Solopos Tv)

Banner Ekspedisi Ekonomi Digital 2021

Solopos.com, SOLO — Tahun 2019 sebelum pandemi, ekonomi digital di Indonesia telah berkembang. Namun, kala itu tak banyak yang menyangka perkembangannya bakal semasif sekarang. Situasi pandemi Covid-19 yang mulai melanda Indonesia dan dunia memaksa masyarakat mendekat pada digitalisasi, termasuk ekonomi digital.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kini hampir dua tahun bergelut dengan pandemi, peran ekonomi digital terhadap perekonomian Tanah Air makin besar. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mencatat total nilai atau valuasi ekonomi digital di Indonesia telah menyentuh US$44 miliar (setara Rp630,6 triliun) pada 2020. Nilai tersebut berpeluang terus membesar hingga mencapai Rp4.531 triliun pada 2030.

Seiring dengan membesarnya valuasi ekonomi digital, kontribusinya pun makin layak diperhitungkan dalam menopang perekonomian bangsa. Data Institute for Development of Economics and Finance (Indef) yang disarikan dari berbagai sumber menyebut kontribusi ekonomi digital pada 2020 telah mencapai 3,7% dari total produk domestik bruto (PDB) nasional. Kontribusi ekonomi digital diperkirakan menembus 9,3% terhadap PDB pada 2025. Bahkan, Oktober 2021 lalu, Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi, meyakini pada 2030 kontribusi ekonomi digital bakal menyentuh 18% terhadap PDB.

Baca Juga: Bisnis Kuliner Secara Online di Rumah Super Sempit, Kenapa Tidak?

Catatan tersebut menggambarkan betapa besar potensi ekonomi digital dalam mendukung perekonomian di Indonesia. Ekonomi digital juga bisa menjadi modal mempercepat pemulihan ekonomi yang sempat terpuruk gegara pandemi.

Pengamat ekonomi digital dari Indef, Nur Komariah, membenarkan potensi ekonomi digital di Tanah Air sudah besar dan berpotensi terus membesar. Ke depan, peningkatan ekonomi digital di Tanah Air mestinya dibarengi dengan semangat berkolaborasi antarlini sehingga saling menguatkan satu sama lain. Dengan demikian terdapat transfer of knowledge.

”Yang harus dilakukan pemerintah [memajukan ekonomi digital] adalah mempermudah administrasi, memajukan human resource, dan menonjolkan tech talent,” ujar dia saat ditemui tim Ekspedisi Ekonomi Digital 2021 di kantornya, Senin (6/12/2021).

Ria, sapaan akrabnya, mengatakan ekonomi digital di Indonesia masih didominasi dari sektor e-commerce. Sektor tersebut semakin membesar saat terjadi pandemi Covid-19. ”Di samping itu, ada pergeseran pola hidup [menjadi serba digital] sehingga e-commerce masih terus berkembang,” ujar dia.

Dukung Pemerataan

Solopos.com/Ponco Suseno
Mobil Ekspedisi Ekonomi Digital di Kantor Indef Jakarta, Senin (6/12/2021). Di lokasi tersebut tim ekspedisi berbincang dengan salah seorang peneliti Indef Nur Komariah.

Di luar dampaknya terhadap kondisi makro ekonomi, bagi masyarakat kehadiran ekonomi digital membuka banyak peluang yang sebelumnya tak tersentuh. Solopos berkesempatan memotret dampak perkembangan ekonomi digital tersebut dalam program Ekspedisi Ekonomi Digital yang digelar selama enam hari pada Sabtu-Kamis (4-9/12). Kegiatan yang didukung BNI, Mitsubishi Motors, Universitas Terbuka Surakarta, Candi Elektronik, Artugo, Galeri 24, Prodia, XL Axiata, dan Gojek ini mengungkap dampak perkembangan ekonomi digital yang langsung bisa dirasakan masyarakat.

Baca Juga: Dari Hikmah Pandemi Menuju Keharusan Transformasi

Dalam pengembangan ekonomi kerakyatan, digitalisasi membuka jalan kesuksesan para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Tengok saja layanan digital Xpora dari Bank Negara Indonesia (BNI) yang membuka pelaung UMKM melakukan ekspor.

Layanan ini memberi jalan pemerataan ekonomi bagi UMKM yang sebelumnya belum mampu berbicara banyak di pasar global. Tim Ekspedisi Ekonomi Digital Solopos menyambangi dua pelaku UMKM di Jawa Tengah yang sukses ekspor berkat dukungan Xpora, yakni Naruna Ceramic dan PT Kharisma Rotan Mandiri untuk memotret hal tersebut.

“Ada beragam tools digital [dalam Xpora] guna menunjang ekspansi bisnis [UMKM] untuk memperluas pangsa pasar luar negeri. Bahkan, BNI berupaya membantu solusi pendanaan bagi para pelaku UKM yang ingin mengembangkan bisnis dalam pasar global,” kata Direktur Bisnis UMKM BNI, Muhammad Iqbal, lewat rilisnya.

Tim ekspedisi juga memotret bagaimana inovasi digitalisasi membuka akses pemerataan pendidikan bagi seluruh masyarakat, seperti yang dilakukan Universitas Terbuka (UT) Surakarta. Kampus yang berpusat di Jl. Raya Solo-Tawangmangu, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah ini menghadirkan sistem pembelajaran jarak jauh yang mudah diakses semua kalangan masyarakat, termasuk mereka yang harus kuliah sambil bekerja.

Baca Juga: Baru Jalan 2 Tahun, Produsen Keramik Salatiga Sukses Ekspor Berkat Digitalisasi

Direktur UT Surakarta, Yulia Budiwati, mengatakan sistem pembelajaran jarak jauh di UT dilakukan menggunakan media cetak atau modul maupun audio, video, internet, siara radio dan televisi. Dengan demikian, tidak mengganggu mahasiswa yang bekerja untuk memperdalam materi kuliah.

“Kami juga ingin berkontribusi meningkatkan angka partisipasi kasar pendidikan tinggi yang masih rendah,” kata dia, Rabu (8/12/2021).

Tak hanya di dua sektor tersebut, digitalisasi juga telah merambah dan memberi kontribusi positif di sektor lainnya. Di sektor otomotif, aplikasi My Mitsubishi Motors ID memberi kemudahan pada pelanggan yang ingin mengakses layanan servis tanpa repot antre.

Dalam hal belanja produk rumah tangga, salah satu toko elektronik yang berkantor pusat di Solo, Candi Elektronik, memanjakan pelanggan yang ingin belanja daring dengan inovasi layanan belanja online super praktis.

Perusahaan jual beli emas, Galeri 24, pun tak mau ketinggalan menghadirkan layanan belanja emas digital online melalui aplikasi mobile belanja emas Galeri24. Produsen produk elektronik rumah tangga, Artugo, juga punya inovasi layanan digital untuk pelayanan purna jual melalui Trifecta. Layanan ini memungkin pelanggan memantau progres servis secara real time.

Baca Juga: Tim Ekspedisi Ekonomi Digital 2021 Jelajahi Cirebon dan Semarang

Berbagai temuan tim ekspedisi ini membuktikan betapa besar dampak ekonomi digital terhadap kehidupan masyarakat. Tak salah jika Presiden Direktur Solopos Media Group, Arif Budisusilo, menyebut ekonomi digital adalah keharusan.

“Pak Wali Kota [Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka] sering mengatakan ekonomi digital bukan pilihan, tapi keharusan. Saya 1.000 persen setuju. Kita bisa memanfaatkan ekonomi digital untuk sebesar-besar kemajuan dan kemakmuran masyarakat,” ujar Arif saat pemberangkatan tim ekspedisi Solopos di Balai Kota Solo, Sabtu (4/12/2021).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya