SOLOPOS.COM - Ilustrasi suasana salah satu rumah hiburan di Dolly sebelum ditutup, Juli 2014. (JIBI/Solopos/Dok.)

Solopos.com, SURABAYA – Sentra hiburan dewasa di Surabaya yang kondang dengan sebutan Dolly telah ditutup. Nyatanya, penutupan lokasi prostitusi itu tak menjamin Surabaya bebas perempuan pekerja seks komersil (PSK). Bahkan, kala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Surabaya kembali merazia PSK, sedikitnya 50 orang yang tertangkap terdeteksi mengidap HIV/AIDS.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febrica Rachmanita mengatakan pascapenutupan lokalisasi Dolly dan Jarak, Juni 2014 lalu, Satpol PP gencar menggelar razia PSK dengan melibatkan tim kesehatan untuk mendeteksi adanya penyakit HIV/AIDS. langkah itu, menurut dia dilakukan agar para PSK yang tengidap HIV bisa segera ditaganu dengan diberikan obat antiretroviral (ARV).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Dengan diberikan obat itu, kecil kemungkinannya untuk menularkan HIV dibandingkan tidak mengkonsumsi obatnya,” ujar Febrica Rachmanita di Surabaya, Rabu (10/9/2014). Menurut Febrica, setelah mendapat pengobatan, para PSK itu akan dikembalikan ke daerah asal yang nantinya akan ditangani oleh dinas kesehatan setempat.

Kepala Satpol PP Kota Surabaya Irvan Widyanto mengatakan hingga kini pihaknya masih terus melakukan razia PSK setelah Dolly ditutup. Razia tersebut kerap dilakukan di sejumlah tempat-tempat hiburan seperti  karaoke serta hotel-hotel kelas melati.

“Razia tidak hanya untuk menjaring PSK tapi juga untuk mendata warga yang tidak memiliki identitas,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya