SOLOPOS.COM - Karyawan peternakan ayam pedaging di Desa Pandeyan, Kecamatan Grogol, Sukoharjo, memberi makan ayam yang baru berusia sekitar sepekan, Selasa (3/9/2013). (Dok/JIBI/Solopos)

 Karyawan peternakan ayam pedaging di Desa Pandeyan, Kecamatan Grogol, Sukoharjo, memberi makan ayam yang baru berusia sekitar sepekan, Selasa (3/9/2013). (Dian Dewi Purnamasari/JIBI/Solopos)


Karyawan peternakan ayam pedaging di Desa Pandeyan, Kecamatan Grogol, Sukoharjo, memberi makan ayam yang baru berusia sekitar sepekan, Selasa (3/9/2013). (Dian Dewi Purnamasari/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SUKOHARJO — Menguatnya nilai tukar mata uang dolar AS terhadap rupiah membuat pengusaha peternakan ayam pedaging di Kecamatan Grogol, Sukoharjo ketir-ketir. Hal ini dikarenakan sejumlah campuran bahan pakan ayam adalah barang impor.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) PT Mustika, Yunianto, mengatakan sebagian besar bahan dasar pakan ayam pedaging memang barang impor. Pakan ayam pedaging itu dibuat dari campuran jagung, bungkil, kedelai dan tepung ikan. Kendati enggan menyebut angka rinci, ia menyebutkan biaya operasional untuk pakan ayam ini memang meningkat bersamaan dengan menguatnya nilai tukar dolar AS.

Ekspedisi Mudik 2024

“Kalau jumlahnya berapa kami tidak bisa merinci karena pakan semua sudah disediakan pabrik. Tetapi memang benar biaya operasional untuk pakan ayam naik beberapa waktu terakhir,” ujarnya saat dihubungi Solopos.com, Selasa (3/9/2013).

Pria yang akrab disapa Anto ini mengaku setiap hari, ayam pedaging harus diberi makan sebanyak tiga kali. Makanan tersebut diberikan pada pagi, siang dan sore. Menurutnya, konsumsi makanan ayam pedaging ini bervariasi sesuai dengan usianya. Rata-rata per hari, satu ekor ayam membutuhkan pakan sebanyak 2,8 kg.
Di kandang plasma yang diurus oleh warga Desa Pandeyan tersebut, PT Mustika memelihara 18.000 ekor ayam. Kendati harga bahan campuran naik, pihaknya tidak bisa mengurangi jatah makanan untuk ayam. Pasalnya, ayam tersebut memang dikembangkan untuk dikonsumsi dagingnya.

“Kami enggak bisa mengurangi jatah makanan ayam karena memang dikembangkan supaya tumbuh besar. Usianpanen ayam pedaging biasanya satu bulan tiga hari,” imbuh

Imbas dari kenaikan harga pakan ini, lanjutnya, adalah kenaikan harga daging ayam. Sejak Senin (2/9/2013), harga ayam pedaging naik menjadi Rp18.000/kg dari tingkat peternak. Sebelumnya, harga ayam pedaging hanya Rp17.000/kg. Anto juga menjelaskan kenaikan harga itu dipengaruhi oleh beberapa faktor. Beberapa faktor yang paling berpengaruh terutama jumlah permintaan dari pembeli yang meningkat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya