Solopos.com, SOLO-Dokter spesialis kedokteran jiwa dr. Zulvia Oktanida Syarif, Sp.KJ dari Universitas Indonesia mengatakan menghindari lingkungan dan juga orang-orang yang toksik perlu dilakukan untuk menjaga kesehatan mental.
“Hindari lingkungan serta orang-orang toksik yang memberi dampak negatif pada diri,” kata pengurus pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJ) itu seperti dikutip dari Antara pada Senin (24/10/2022).
Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda
Bukan cuma orang-orang toksik dan lingkungan yang justru memberikan dampak negatif, dokter yang akrab disapa Vivi itu mengatakan kesehatan mental juga dapat dijaga dengan menghindari alkohol dan NAPZA.
Baca Juga: Seminar Nasional Biometric SV UNS Solo Bahas Kesehatan Mental
Dikutip dari Webmd, orang-orang toksik adalah orang yang kehadirannya menciptakan banyak masalah dalam hidup seseorang, begitu juga rasa tidak nyaman dan stres.
Sebagai gantinya, carilah lingkungan dan orang-orang yang memberikan dampak positif terhadap hidup. Kelola juga stres dan terapkan gaya hidup sehat.
Kesehatan mental erat kaitannya dengan kesehatan raga, oleh karena itu dia menyarankan untuk mengonsumsi makanan-makanan sehat dan olahraga secara teratur. Makanan sehat apa saja yang membantu menjaga kesehatan mental? Simak ulasannya di info sehat kali ini.
“Untuk menjaga kesehatan mental, penting untuk mengonsumsi makanan maupun minuman sehat yang mengandung protein dan omega-3 seperti kacang-kacangan, salmon, dan lain sebagainya,” kata dia.
Baca Juga: Peran Orang Tua dalam Menjaga Kesehatan Mental Remaja
Selain menghindari lingkungan toksik demi kesehatan mental, Zulvia pun menyarankan untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang dapat meningkatkan kadar serotonin, yaitu neurotransmitter yang bertanggung jawab untuk mengatasi kondisi depresi dan kecemasan.
Olahraga, selain dapat menyehatkan raga, juga menciptakan kebahagiaan karena bisa membantu meningkatkan hormon dopamin dan serotonin. Dia mengingatkan juga untuk beristirahat secara cukup dan kurangi begadang agar tidak rentan terhadap kesehatan mental.
Individu yang kesehatan mentalnya terjaga bisa berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial. Individu tersebut dapat menyadari kemampuan diri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, serta mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya.
Berikut ini ciri-ciri orang toksik seperti dikutip dari djkn.kemenkeu.go.id pada Senin (24/10/2022):
1. Suka mengkritik orang lain tetapi tidak suka mendapat kritikan
Meskipun sebuah kritikan dapat membangun orang lain agar lebih baik, kritikan yang terlalu kasar dan berlebihan dapat melukai perasaan orang lain. Tidak perlu terlalu mencampuri urusan orang lain dan fokus saja untuk memperbaiki diri. Cukup berikan kritik dan saran apabila dibutuhkan. Jangan lupa untuk menggunakan bahasa yang sopan dan halus.
2. Menimbulkan suasana negatif saat mood sedang tidak baik
Hal ini dapat terlihat ketika seseorang datang dengan mood yang buruk, orang-orang di sekitarnya menjadi takut untuk mendekatinya hingga membuat suasana menjadi tegang atau canggung.
Baca Juga: Kenali Ciri-Ciri Orang Berpotensi Lakukan KDRT terhadap Pasangan
3. Sulit meminta maaf dan tidak mau disalahkan
Ketika melakukan kesalahan, sudah selayaknya kita menyadari kesalahan tersebut dan kemudian meminta maaf. Namun, kita pasti pernah menjumpai seseorang yang selalu merasa dirinya benar dan sangat sulit mengucapkan kata maaf.
Bahkan, beberapa orang menyalahkan orang lain atas kesalahannya sendiri. Hal ini juga biasa disebut playing victim—bereaksi seolah ia korban, padahal ialah pelakunya.
4. Terlalu terobsesi dengan diri sendiri
Mencintai diri sendiri memang harus kita lakukan sebelum mencintai orang lain. Namun, mencintai diri sendiri dengan berlebihan juga dapat memberi dampak buruk pada orang lain.
Baca Juga: Pakar: Stigma Hambat Penanganan Masalah Kesehatan Mental
Sifat ini ditandai dengan suka menyombongkan diri, senang merendahkan orang lain, selalu cari perhatian, tidak suka disaingi orang lain, hingga cemburu atas kesenangan orang lain.
5. Posesif dan manipulatif
Jika memiliki hubungan dengan seseorang yang terlalu posesif, kita akan merasa terkekang dan tidak nyaman. Hingga, kita merasa tidak memiliki kuasa atas diri kita sendiri.
Adapun orang yang manipulatif, biasanya suka mengontrol dalam hal apa pun, dapat berpura-pura menyukai sesuatu, dan mengambil keputusan yang menguntungkannya atau golongannya saja.