SOLOPOS.COM - Kenaikan berat badan selama pandemi dipicu sejumlah faktor (ilustrasi/Freepik)

Solopos.com, JAKARTA--Tidak sedikit orang yang mengalami kenaikan berat badan selama pandemi Covid-19. Perubahan ini dipicu oleh berbagai penyebab, simak ulasannya di tips kesehatan kali ini.

Kondisi kenaikan berat badan selama pandemi Covid-19 tersebut seperti diungkapkan Spesialis Gizi Klinik Rumah Sakit Pondok Indah-Bintaro Jaya, Diana F. Suganda. Menurutnya selama satu tahun terakhir kerap menerima pasien dengan permasalahan berat badan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

"Di poli gizi yang konsul dengan saya pas datang bilangnya 'Dok, saya 10 bulan naik 10 kilo [kilogram/kg]. Itu tuh saya alami sendiri," kata Diana dalam webinar Refleksi Setahun Pandemi: Masyarakat Semakin Abai atau Peduli seperti dikutip dari Liputan6.com, Sabtu (27/3/2021).

Diana, mengungkapkan, dari 10 orang pasien dewasa, lima di antaranya mengeluhkan soal berat badan yang melonjak selama pandemi Covid-19.

Baca Juga: Album Kelima IU Disambut Positif, Tagar Lilac Trending Di Twitter

"Jadi, ada sekitar 50 persen berdasakan pengalaman pribadi," katanya.

Lalu apakah pemicu kenaikan berat badan selama pandemi Covid-19?

Diana tak mempungkiri bahwa selama pandemi Covid-19 menyebabkan semua orang beradaptasi yang berubah-ubah. Ditambah lagi dengan kurangnya aktivitas, serta kebiasaan makan yang mengonsumsi segala macam makanan.

"Naik, naik, naik terus jadinya berat badannya," papar Diana.

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, obesitas pada dewasa naik tinggi sekali bila dibandingkan dengan Riskesdas 2013. Ini baru 2018, belum pandemi Covid-19. Jika pada 2013 proporsi obesitas pada orang dewasa berada di angka 14,8, pada 2018 naik menjadi 21,8.

Pandemi Covid-19, kata Diana, telah mengubah segalanya. Yang tadinya biasa berolahraga di luar rumah, jadi tidak bisa berolahraga. Belum lagi segala sesuatu yang kaitannya sama kerjaan atau pendidikan, dilakukan secara daring.

Sejak pagi sudah dituntut untuk duduk di depan gawai. Alhasil, tanpa sadar turut memengaruhi pola makan kita.

Pola makan tidak teratur saat bekerja di rumah memicu kenaikan berat badan selama pandemi (ilustrasi/Freepik)

"Selama pandemi Covid-19, rute kita sehari-hari tidak jauh dari ruang kerja, meja makan, dapur, balik ke ruang tamu, balik lagi ke meja makan atau kulkas. Putarnya di situ-situ saja," katanya.

Baca Juga: Awkarin Beli Hotel, Warganet Berkomentar Lucu Begini

Selain itu, kecanggihan teknologi membuat kita bisa melakukan segala hal dengan mudah. Misal, ketika malas masak, kita pun bisa pesan makanan melalui ponsel.

"Cuma biasanya makanan yang dipesan itu tinggi kalori, garam, rendah serat, dan karbohidrat sederhana. Berapa banyak sih dari kita yang kalau pesan makanan gitu pesannya sayur atau makanan sehat?" papar Diana.

Tak hanya itu. Penyebab kenaikan berat badan selama pandemi lainnya adalah kebiasaan makan sambil kerja di rumah. Alhasil tidak sadar berapa banyak porsi yang masuk. "Padahal kalau kita makan sambil fokus, kita sadar berapa banyak yang kita makan. Akibatnya, asupan makan berlebih.Belum lagi sehabis kerja, capek, nonton drakor. Tidak sadar terus nonton sampai larut malam. Lapar, celingukan lagi di dapur. Jam tidur juga jadi berkurang. Begitu terus," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya