SOLOPOS.COM - Tumpukan sampah yang menggunung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri, Selasa (19/7/2022). (Solopos.com/Luthfi Shobri M)

Solopos.com, WONOGIRI — Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Wonogiri hingga kini belum menerima informasi terkait kerja sama memasok sampah ke Kota Solo. Wacana kerja sama memasok sampah untuk kebutuhan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo Solo dinilai bakal berdampak positif bagi penanganan sampah di Wonogiri.

Hal tersebut disampaikan Kepala Bidang Kebersihan dan Pertamanan (Kabid KP) DLH Wonogiri, Waris Kadarwanto, saat ditemui Solopos.com, di ruang kerjanya, Selasa (19/7/2022). Waris berpendapat, kerja sama memasok sampah untuk kebutuhan PLTSa di TPA Putri Cempo masih dalam taraf koordinasi di tingkat internal Pemkot Solo.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Kerja sama tersebut akan berdampak positif, yakni memperpanjang usia di empat TPA di Wonogiri. Terlebih, usia TPA Purwantoro diprediksi tinggal tiga tahun lagi. Di TPA Slogohimo dan Baturetno, masing-masing usia maksimalnya mencapai dua tahun lagi.

“Sementara di TPA induknya yang ada di Ngadirojo, zona B insyaallah bulan depan sudah ditutup dan akan beralih ke zona C. Usia pemakaian di zona C itu lima sampai enam tahun,” kata Waris.

Ekspedisi Mudik 2024

Berdasarkan pendataan sampah di Kabupaten Wonogiri tahun 2021, keempat TPA tersebut dapat menampung 350 ton sampah setiap harinya. Di sisi lain, jumlah sampah secara keseluruhan, yakni mencapai 1.485 ton per hari.

Baca Juga: Penuhi Kebutuhan PLTSa Putri Cempo, DLH Solo Siap Impor Sampah 10 Tahun

Nantinya, sampah yang dikirim ke PLTSa Putri Cempo Solo berasal dari sampah rumah tangga. Sehingga bukan diambilkan sampah di TPA di Wonogiri.

“Jadi, yang diambil petugas itu langsung ke TPS dan selanjutnya dibawa ke Solo. Sedangkan keempat TPA kami akan menjadi TPA cadangan. Nantinya berfungsi melayani warga yang selama ini mengelola sampah mandiri atau tidak terlayani karena belum dapat kami jangkau,” tuturnya.

Waris mengatakan persoalan yang akan dihadapi berupa operasional pengangkutan sampah. Jarak tempuh dari TPS atau TPA di Wonogiri ke TPA Putri Cempo Solo sekitar 35 kilometer (km).

Jika dihitung pulang-pergi, biaya operasionalnya sama dengan 70 km. DLH Wonogiri harus memikirkan pemeliharaan rutin kendaraan, seperti ban dan oli kendaraan.

Baca Juga: Semangat Jaga Bumi Lewat Inspiranation With 13th SATU Indonesia Awards 2022

“Kalau kerja sama ini jadi, kami akan mengkaji itu semua. Misalnya diantar itu apakah kena retribusi atau tidak. Pada intinya, terkait kerja sama ini kami mendukung dengan sejumlah catatan,” terangnya.

Sebelumnya diberitakan, PLTsa Putri Cempo membutuhkan rata-rata 550 ton sampah per hari untuk dapat beroperasi. Sedangkan sampah yang masuk ke TPA Putri Cempo hanya 300 ton per hari.

“Kami butuh 550 ton sampah. Kami sedang berkomunikasi dengan daerah lain agar sampah-sampah dari daerah sekitar tidak perlu dibuang ke TPS tetapi langsung ke TPA Putri Cempo untuk diolah [seperti Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Sragen, dan Klaten],” kata Sekretaris Daerah (Sekda) Solo, Ahyani, saat ditemui wartawan saat uji coba PLTSa Putri Cempo, Selasa (28/6/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya