SOLOPOS.COM - Suasana area berjualan PKL CFD Solo menempati halaman Grha Wisata Niaga tampak lebih sepi pengunjung, Minggu (29/5/2022). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Solo mengusulkan penyelengaraan ajang Car Free Day atau CFD tiap Minggu pagi di Jl Slamet Riyadi Solo tanpa melibatkan pedagang. 

Hal ini tidak lepas dari banyaknya sampah yang menjadi masalah tidak CFD usai. DLH menilai para pedagang dan pengunjung sering kali membuang sampah sembarangan. Padahal DLH sudah menyiapkan banyak kantong-kantong dan tempat sampah di sepanjang rute CFD.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah Bahan Berbahaya Beracun (B3) DLH Solo, Arthaty Mulatsih, mengatakan DLH sudah berusaha untuk memberikan arahan atau langkah persuasif lain supaya tidak ada yang membuang sampah sembarangan saat CFD.

“Kami sudah sering melakukan sosialisasi kepada para pedagang ataupun pengunjung CFD, DLH juga sudah menyiapkan kantong-kantong sampah di 40 lokasi saat CFD. Tapi masih banyak sampah yang dibuang sembarangan,” jelasnya saat diwawancarai Solopos.com, Minggu (7/8/2022).

Arthaty menambahkan sedang memikirkan konsep untuk uji coba satu kali CFD Solo tanpa pedagang. Tujuannya, untuk melihat apakah ada dampak signifikan terhadap pengurangan sampah.

Baca Juga: Warga Bandel Sampah Sembarangan di CFD, DLH Solo Ambil Langkah Tegas

“Mungkin bisa dilakukan pembandingan dalam sebulan sekali CFD dilakukan tanpa pedagang. Jadi masyarakat juga bisa membedakan maksudnya ‘oh nek raenek pedagang ternyata dinggo aktivitas olahraga bebas banget,’ terus dari sampah juga mau kami lihat, dampaknya seperti apa,” ungkapnya.

Kepedulian Pedagang

DLH Kota Solo sudah mengajukan ke Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kota Solo untuk melakukan kajian mengenai pedagang yang berjualan di CFD. ”Kami mengapresiasi adanya pedagang, di sana ekonomi mulai bergerak, tapi kepedulian pedagang kurang di situ. Saya sampai mengajukan ke Balitbang Daerah coba dilakukan kajian,” ungkapnya.

Kajian dimaksud yakni apakah keberadaan pedagang di CFD benar-benar bisa menggerakkan ekonomi masyarakat. Selain itu, kajian untuk membandingkan antara kerugian dan keuntungan adanya pedagang di CFD.

Baca Juga: DLH Solo Kritik Pedagang dan Pengunjung CFD Tak Disiplin soal Sampah

“Secara ekonomi mungkin menggerakkan, tapi benar enggak ekonominya orang Solo. Karena pedagangnya banyak yang dari luar Solo,” ujarnya. Meski demikian, Arthaty menyebut masih akan melakukan kajian terkait wacana ini.

Ia tidak menampik faktor ekonomi yang bisa terhambat apabila CFD dilakukan tanpa pedagang. “Tapi masih perlu ada kajian lebih lanjut, karena ini pertimbangannya adalah ekonomi masyarakat, terutama para pedagang di CFD,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya