SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

WONOGIRI — Korban diare di Dusun Puhpelem dan Dusun Randukuning, Desa Puhpelem, Kecamatan Puhpelem terus bertambah. Hingga Rabu (15/5/2013), jumlah korban diare tercatat lebih dari 70 orang.

Untungnya, semua korban baru cukup ditangani dengan rawat jalan. Banyaknya jumlah korban membuat Dinas Kesehata Kabupaten (DKK) Wonogiri menetapkan kejadian tersebut sebagai kejadian luar biasa (KLB).

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Seperti diinformasikan sebelumnya, diare massal menimpa 60 orang terjadi di dua dusun di Desa Puhpelem mulai Minggu (12/5/2013). Diduga diare disebabkan air yang mereka konsumsi sehari-hari tercemar.

Kepala Bidang (Kabid) Kabid Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL), Supriyo Heriyanto, mewakili Kepala DKK Wonogiri, Widodo, mengungkapkan berdasarkan informasi dari dokter di lokasi setempat, jumlah korban diare bertambah menjadi lebih dari 70 orang. Semua korban baru mengalami gejala yang mirip dengan korban sebelumnya, yakni mual dan diare.

“Hari ini [Rabu] bertambah lagi. Jumlahnya total jadi lebih dari 70 orang. Yang baru ini tidak perlu opname, cukup di rawat jalan,” beber Supriyo, saat ditemui Solopos.com, di ruang kerjanya, Rabu.

Mengenai penyebab, Supriyo kembali menyebut dugaan penyebab diare masih misterius. Namun dugaan terkuat penyebab diare adalah air yang biasa dikonsumsi warga. Air itu berasal dari sumber air Nguneng, di kecamatan setempat. Pihaknya sudah mengambil sampel air tersebut untuk diperiksa namun proses pemeriksaan membutuhkan waktu paling tidak lima hari atau sampai pekan depan.

Dia menambahkan, berdasarkan pemantauan tahun lalu, kuat dugaan jumlah bakteri Coliform atau dikenal dengan Escherichia Coli (E Coli) dalam air sumber Nguneng tinggi. Supriyo juga menyebut ada kemungkinan penyebab diare massal itu kontaminasi zat kimia. Meskipun kemungkinan itu kecil.

“Tahun lalu dokter di sana sudah memantau dan memeriksa kandung E Coli tinggi. Sudah dibersihkan juga waktu itu. Aneh juga kalau muncul lagi,” ujarnya.

Misteriusnya penyebab diare massal tersebut juga didukung data penderita diare di Kecamatan Puhpelem selama ini yang tercatat kecil. Berdasarkan data DKK Wonogiri, selama Januari-April 2013 jumlah penderita diare di kecamatan tersebut hanya 45 orang. Sementara pada pekan kedua Mei, jumlah penderita mencapai 70 orang. Selain itu, penderita diare juga merupakan warga di dua dusun yang tinggal dalam satu kawasan. Dibandingkan kecamatan lain, kasus diare di Puhpelem sebelum kejadian kali ini termasuk rendah.

Sementara itu, Camat Puhpelem, Agus Hendradi, mengatakan warga telah melakukan langkah pencegahan agar diare tidak semakin merebak. Hal itu dilakukan dengan menguras semua bak penampungan air di Dusun Puhpelem dan Dusun  Randukuning. Menurut dia, selama ini sumber air Nguneng merupakan sumber air utama di desa setempat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya