SOLOPOS.COM - Anak SD usia 6-11 tahun didampingi orang tua mereka menjalani skrining sebelum disuntik vaksin Covid-19 di SD Negeri Kleco 1 dan SDN Kleco 2, Solo, Selasa (21/12/2021). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih, menekankan pentingnya observasi selama 30 menit setelah anak divaksin Covid-19. Hal itu sebagai langkah kewaspadaan timbulnya kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI), terutama dampak psikis.

Sebagai informasi, vaksinasi anak usia 6-11 tahun di Kota Bengawan resmi dimulai pada Selasa (21/12/2021) pagi. Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, menghadiri kickoff program itu di SDN Kleco 1 dan SDN Kleco 2.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pelaksanaan vaksinasi kategori itu sebagian dilaksanakan di sekolah dan sebagian lagi di 23 fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) terdekat dari lokasi sekolah. Vaksinasi pada anak sedikit berbeda dibandingkan orang dewasa dari segi teknis.

Baca Juga: Pasar Purwosari Solo Diresmikan: Tak Ditempati 2 Bulan, SHP Dicabut

Saat skrining, orang tua diminta mendampingi anak untuk menjawab pertanyaan mengenai kesehatan anak. Kemudian, petugas DKK Solo juga harus memastikan tak ada KIPI sebelum membolehkan si anak pulang ke rumah seusai divaksin. KIPI bisa muncul karena psikologis anak yang ketakutan saat hendak menerima vaksin.

“KIPI bisa terjadi karena takut, jadi namanya KIPI psikis. Misal, sebetulnya tidak ada apa-apa tapi karena takut jadi pingsan. Makanya anak-anak jangan dipaksa, tapi harus diedukasi, juga didampingi orang tua dan guru agar berani untuk divaksin,” katanya, di sela pantauan vaksinasi.

Ning, sapaan akrabnya, mengatakan KIPI bisa muncul beberapa waktu setelah imunisasi dilakukan, namun ia meminta orang tua tak perlu panik. Setelah observasi 30 menit di sekolah rampung, pengawasan bisa dilanjutkan di rumah.

Baca Juga: Pameran Awul-Awul Dikritik, Jawaban Pengelola Tirtonadi Solo Makjleb!

Vaksinasi Anak TK

Jika terjadi sesuatu, orang tua bisa langsung berkoordinasi dengan sekolah maupun fasyankes yang melayani vaksinasi. Kontak telepon tertera di setiap kartu vaksin yang diserahkan kepada anak. “Kami sudah menyertakan nomor yang bisa dihubungi jika KIPI muncul. Nanti bisa langsung menghubungi nomor yang sudah disertakan di dalam kartu vaksinasi itu,” jelas Ning.

Untuk anak usia 6 tahun yang belum bersekolah atau duduk di bangku TK, ia menyiapkan strategi khusus, yakni mendaftarkan anak itu di fasyankes terdekat. Apabila memungkinkan, anak dari kelompok tersebut bakal dikumpulkan di beberapa tempat untuk divaksin berbarengan.

“Kami tetap fasilitasi, kami kumpulkan, nanti kami datang. Kami mengimbau orang tua mendampingi anak saat anak divaksin. Kalau sudah mendapatkan jadwal, ya segera vaksin agar kekebalan komunitas segera tercapai,” katanya.

Baca Juga: Viral, Oknum Sopir BST Minta Foto Cantik Penumpang, Gibran: Ada Sanksi!

Wali Kota Gibran menargetkan vaksinasi anak kategori itu rampung dua bulan ke depan dengan target sasaran 57.000-an anak dan laju penyuntikan 4.000-an anak per hari. Karena hampir bersamaan dengan bulan imunisasi anak sekolah (BIAS), vaksinasi Covid-19 tidak bisa serentak.

“Stok vaksin kami aman, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir. Dosis kedua diberikan empat pekan setelah dosis pertama. Berdasarkan pantauan sementara, tidak ada laporan KIPI,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya