SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Bisnis/dokumen)

Semua bangunan di lokasi bakal RSUD Semanggi Solo bakal dibongkar.

Solopos.com, SOLO — Pemerintah Kota (Pemkot) Solo memastikan seluruh bangunan di lokasi proyek RSUD Semanggi, Pasar Kliwon, akan dibongkar.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pemkot Solo melalui Dinas Kesehatan Kota (DKK) akan mulai berkomunikasi lagi dengan warga Kenteng dan Silir, Kelurahan Semanggi, agar pembongkaran bangunan yang kini masih ditempati warga itu bisa sesuai prosedur.

“Ya, memang masih ada tujuh atau berapa itu warga yang menempati lahan milik pemerintah yang nantinya jadi lokasi pembangunan rumah sakit. Ya, nanti kami selesaikan secara baik-baik, sesuaikan dengan prosedurnya,” kata Kepala DKK Solo, Siti Wahyuningsih yang akrab disapa Ning, saat berbincang dengan Solopos.com, Senin (7/8/2017).

Ekspedisi Mudik 2024

Ning hanya memastikan tidak ada kompensasi untuk ganti rugi bangunan. “Hanya ongkos bongkar. Semua kan ada aturannya. Mereka itu menempati tanah milik negara, tanah yang bukan hak mereka. Jadi yang bisa kami kompensasikan mungkin hanya ongkos bongkar itu,” papar Ning.

Sosialisasi kepada warga sudah pernah dilakukan. Dia berharap proyek pembangunan RSUD Semanggi yang akan dimulai akhir tahun ini bisa berjalan lancar tanpa ada permasalahan.

“Kami pastikan tidak ada tanah hak milik di sana, semuanya adalah milik pemerintah. Jadi untuk masalah dengan warga ini nanti kami coba bahas lagi agar warga tidak dirugikan, kami pun aman dalam menjalankan proyek pembangunan.”

Dia menyebut proyek pembangunan RSUD di Semanggi akan dimulai akhir tahun ini dengan pembangunan konstruksi. Namun, agenda pengosongan lahan terutama di lokasi yang saat ini masih ditempati warga belum ditentukan. “Ini baru persiapan untuk tayang lelang,” tutur dia.

Sementara itu, sejumlah warga yang menempati tanah pemerintah di kawasan Kenteng, Kelurahan Semanggi, itu mempertanyakan kelanjutan sosialisasi rencana proyek RSUD yang akan berdampak pada pembongkaran bangunan milik warga.

“Dulu sudah pernah ada sosialisasi tapi baru sekali. Baru pemberitahuan kami nanti harus pergi dari tempat ini karena ini tanah pemerintah mau dipakai untuk RSUD,” kata salah satu warga, Giyono.

Giyono membangun toko mebel dan kayu di lahan tersebut. Sudah lima tahun dia menempati tanah tersebut.

“Mau bagaimana nanti teknisnya kami belum tahu. Warga masih menunggu. Apakah ada kompensasi atau tidak, kami juga belum tahu. Harapannya sih kami tidak sebagai masyarakat tidak dirugikan,” tutur Giyono.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, jumlah warga yang mendirikan bangunan di lokasi bakal rumah sakit itu ada 14 orang. Kebanyakan warga membangun kios dan gudang. Namun ada juga fasilitas umum seperti MCK.

Salah satu warga tersebut, Karno, mengaku belum pernah mendapatkan sosialisasi terkait proyek RSUD yang berpotensi menggusur kiosnya. “Kurang tahu ya. Apa karena kios saya kecil jadi tidak diikutkan sosialisasi,” kata Karno.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya