SOLOPOS.COM - Tangkapan layar - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat menyampaikan keterangan pers terkait PPKM yang diikuti dari YouTube Sekretariat Presiden di Jakarta, Senin (3/1/2022). (Antara)

Solopos.com, JAKARTA — Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan pihaknya akan mempersiapkan secara khusus agar DKI Jakarta sebagai “medan perang” pertama menghadapi lonjakan varian Omicron.

Pasalnya, dia menyebut 90 persen lebih transmisi lokal varian Omicron terjadi di DKI Jakarta.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kita harus memastikan kita bisa menangani perang menghadapi Omicron,” kata Budi dalam konferensi pers daring seperti dikutip Solopos.com dari Bisnis, Minggu (16/1/2022).

Dia menyampaikan masyarakat meski tak perlu panik dalam menghadapi lonjakan kasus Covid-19 akibat varian Omicron. Meski demikian, dia meminta masyarakat, terutama warga Jakarta agar tetap waspada.

Ekspedisi Mudik 2024

“Prokes di Jakarta harus ditingkatkan, penggunaan peduli lindungi harus diperketat, testing dan tracing harus ditingkatkan,” imbuhnya.

Dia juga menganjurkan agar masyarakat menghindari kerumunan dan membatasi mobilitas. “Dan mobilitasnya tidak terlampau banyak, disarankan tidak usah ke luar negeri, kalau tidak perlu perjalanan ke luar kota pun kita kurangi karena itu akan mengurangi laju omricon yang sangat cepat di DKI dan Jabodetabek,” katanya.

Budi mengatakan pihaknya juga sudah meminta TNI Polri untuk memperketat testing dan tracing diperketat. Dia juga menyebut pihaknya akan mempercepat vaksninasi booster atau dosis ketiga, bagi warga Jabodetabek.

“Agar mereka siap kalau gelombang Omicron naik,” katanya.

Baca Juga: Berita omicron terbaru, Berita omicron hari ini, Arsip Berita omicron 

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan DKI Jakarta berpotensi menjadi klaster Covid-19 varian Omicron di Indonesia.

“Kami memprediksi bahwa peningkatan kasus di tingkat provinsi berpotensi akan naik lebih tinggi di provinsi DKI Jakarta jika kita semua tidak hati-hati,” katanya dalam konferensi pers, Minggu (16/1/2022).

Menurutnya, perkembangan kasus Omicron yang terus terjadi menjadi alarm bagi semua pihak untuk tetap waspada dan melakukan upaya-upaya pencegahan seperti protokol kesehatan yang disertai upaya 3T, yaitu testing, tracing, dan treatment.

Menteri Kesehatan menyebut banyak negara mencapai puncak kasus varian Omricon dalam waktu singkat. Budi menyebut puncak kasus Omricon di berbagai negara dicapai dalam 35-65 hari.

“Bahwa beberapa negara sudah mengalami puncak kasus Omricon dan puncak kasus dicapai dengan cepat dan tinggi waktunya berkisar antara 35-65 hari,” kata Budi.

Budi membandingkan kenaikan kasus Omicron dengan yang terjadi di Indonesia. Untuk itu, dia meminta masyarakat harus bersiap menghadapi lonjakan kasus varian Omicron.

“Tergantung kita melihatnya dari mana, Indonesia pertama kali teridentifikasi pertengahan Desember. Tapi kasus kita naiknya di awal Januari. Nah antara 35 sampai 65 hari terjadi kenaikan yang cukup cepat dan tinggi. Itu yang memang harus dipersiapkan oleh masyarakat,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya