SOLOPOS.COM - PLN. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO -- Di tengah pandemi Covid-19, PLN berhasil memperoleh laba bersih Rp5,99 triliun pada 2020. Nilai tersebut naik Rp1,6 triliun dibandingkan perolehan laba pada 2019.

Selain itu, PLN juga bisa menurunkan rasio utang kena bunga menjadi Rp454,4 triliun. Pencapaian ini ditopang aksi korporasi PLN berupa pelunasan pinjaman sebelum jatuh tempo sekitar Rp30 triliun segera setelah diperoleh kompensasi.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Baca Juga: Positif Covid-19, Fadli Zon Alami Gejala Batuk-Batuk

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PLN, Sinthya Roesly menjelaskan, pelunasan pinjaman sebelum jatuh tempo tersebut dilakukan seiring dengan telah diterimanya piutang kompensasi dari pemerintah 2018 dan 2019 dengan total sebesar Rp45,4 triliun. Kemudian, ada penerbitan Global Medium Term Notes (GMTN) sebesar USD 1,5 miliar pada  Juni 2020, dengan tingkat bunga lebih rendah dan tenor lebih panjang dibanding pinjaman sebelumnya.

“Ini merupakan rangkaian upaya liability management untuk menurunkan beban cashflow pinjaman dalam jangka panjang, serta upaya perbaikan cashflow terutama 5 tahun ke depan, penurunan beban bunga pinjaman, dan untuk mengendalikan Biaya Pokok Penyediaan Listrik dan subsidi seiring dengan turunnya beban bunga pinjaman,” tutur Sinthya dalam rilis tertulisnya yang diterima Solopos.com pada Senin (31/5/2021).

Baca Juga: BLT Dana Desa Berdampak pada Pemulihan Ekonomi Pedesaan

Selain itu, langkah ini juga dilakukan untuk menurunkan kewajiban pinjaman melalui pelunasan atas pinjaman-pinjaman dengan tingkat bunga tinggi, sehingga beban keuangan perseroan menjadi lebih efisien. Dengan pelunasan pinjaman di luar jadwal pembayaran sekitar Rp30 triliun tersebut, juga akan memperbaiki Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) bagi PLN.

Dengan upaya-upaya tersebut, PLN berhasil meraup laba bersih Rp5,99 triliun pada 2020.

Baca Juga: PPDB SMP Sukoharjo 2021 Dibagi 2 Jalur, Ini Perincian Dan Syaratnya

Efisiensi Biaya di Tengah Pandemi

“Di masa pandemi dan krisis global saat ini, kami memanfaatkan momentum tersebut untuk melakukan berbagai efisiensi biaya, perbaikan proses bisnis, dibarengi upaya untuk melakukan berbagai langkah untuk mencari dana murah serta menurunkan cost of fund,” tambah Sinthya.

Disamping melakukan voluntary prepayment, sepanjang 2020 PLN juga melakukan diversifikasi pinjaman untuk mendapatkan cost of fund yang paling optimal, serta melakukan pengelolaan risiko keuangan melalui aktifitas lindung nilai (hedging) sesuai panduan yang diterbitkan oleh Bank Indonesia.

Baca Juga: Selasa Jadi Hari Angkutan Umum di Semarang, Begini Reaksi Netizen...

Di sisi pengelolaan keuangan, pada 2020, melalui Program Transformasi, PLN juga membangun “Cash War Room” yang dikelola secara prudent dan di-monitor on daily basis, berfokus pada pengendalian likuiditas melalui berbagai inisiatif yang dijalankan di perusahaan.

“Kesuksesan ini kami tindak lanjuti dengan pengembangan Cash War Room 2.0. Implementasi Cash War Room 2.0 ini merupakan salah satu komitmen tinggi bagi manajemen PLN untuk melakukan transformasi, agar PLN lebih agile, adaptif, antisipatif, inovatif dan kolaboratif dalam rangka menjadikan PLN sebagai Perusahaan yang siap bertransformasi menjadi Perusahaan yang menang dalam persaingan dan sustainable dalam bisnis dan finansialnya,” pungkas Sinthya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya