SOLOPOS.COM - ilustrasi penculikan anak (freepik)

Solopos.com, SRAGEN — MY, balita berusia dua tahun yang sempat menjadi korban penculikan ternyata sempat diajak mengemis kepada para tetangganya sendiri di Kelurahan Sragen Kulon, Sragen, Jumat (14/5/2021).

Susanto, 50, tetangga dekat dari MY, mengatakan penculikan balita itu terjadi saat situasi di lingkungan kampung sepi. Saat itu, seorang pengemis perempuan berusia sekitar 50 tahun datang ke kampung sekitar pukul 11.00 WIB. Saat bertemu MY yang berada di luar rumah neneknya, pengemis itu langsung mengajaknya jalan-jalan. Ia menggendong balita itu, lalu menutupi wajahnya dengan selendang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Jadi, para tetangga sempat melihat pengemis yang menggendong balita itu. Karena wajah balita itu ditutupi selendang, tidak ada warga yang tahu kalau itu adalah MY. Pengemis itu sempat meminta belas kasihan warga. Ada warga yang memberi Rp2.000, ada pula yang memberi Rp5.000 karena merasa iba dengan pengemis yang membawa seorang anak kecil itu,” ujar Susanto kala berbincang dengan Solopos.com di Karangmalang, Sabtu (15/5/2021).

Baca juga: Pulau Jawa Rapuh, Banyak Rongga & Rekahan di Bawah Tanah

Warga baru sadar pengemis itu telah menculik MY setelah mendengar pengumuman di musala. Pihak keluarga dibantu warga kemudian berusaha mengejar penculik itu.

Setelah 2,5 jam dicari, akhirnya warga menemukan pengemis yang membawa kabur MY di kompleks Alun-Alun Sasana Langen Putra Sragen. Saat itu, pengemis itu sempat mengelak telah menculik balita itu. Dia berdalih balita itu adalah anaknya sendiri. Warga yang merasa kesal sempat melayangkan pukulan kepada pengemis perempuan itu.

“Omongan pengemis itu mencla-mencle. Di awal dia bilang itu anaknya sendiri, tapi begitu dibawa ke kantor polisi, dia mengaku menyelamatkan anak itu karena seorang diri di jalan,” papar Susanto.

Baca juga: 2,5 Jam Pengemis Bawa Kabur Balita di Sragen, Begini Kronologi Penangkapannya!

Kebetulan warga sekitar sudah tidak asing dengan wajah perempuan yang menjadi pengemis itu. Selama ini, pengemis itu memang biasa meminta-minta di kampung setempat. Pengemis itu bahkan sempat mau diadili warga karena nekat masuk ke pekarangan rumah warga tanpa izin.

“Namanya kami tidak tahu, tapi dia itu tinggal di kos-kosan di daerah Mojo. Pikiran dia masih normal. Buktinya dia masih bisa cari uang dengan mengemis untuk membayar sewa kos,” terang Susanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya