SOLOPOS.COM - Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. (Wikimedia.org)

Solopos.com, JAKARTA — Mantan Ketua MPR Amien Rais kerap dituding sebagai tokoh utama di balik lengsernya Presiden keempat RI, Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pada 23 Juli 2001 silam. Benarkah?

Amien Rais blak-blakan dalam podcast Youtube Akbar Faizal Uncensored berjudul TESTIMONI POLITIK AMIEN RAIS: MEREKA MENCOBA MENYUAP SAYA PADA PILPRES LALU sebagaimana dilihat Solopos.com, Jumat (22/10/2021).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Amien Rais menolak disebut sebagai aktor utama namun mengakui sebagai bagian dari lengsernya Gus Dur.

Ketua Majelis Syura Partai Ummat itu menyebut bukan hanya dirinya yang membuat Gus Dur lengser. Ada beberapa tokoh nasional lainnya yang berperan membuat mantan Ketua Umum PBNU itu digantikan Megawati Soekarnoputri.

Sahabat Gus Dur

“Saya bersahabat sekali dengan Gus Dur. Bahkan saya yang meng-endorse beliau menjadi Presiden,” ujar Amien Rais.

Bahkan saat dirinya dijagokan banyak orang sebagai capres setelah laporan pertanggungjawaban Presiden B.J. Habibie ditolak MPR, ia memilih menampilkan Gus Dur karena dirinya tidak direstui sang ibu maju sebagai capres.

“Ibu saya bilang, ‘Jangan kemaruk. Takut tidak berkah. Rezekimu jadi Ketua MPR lima tahun, bukan presiden’,” lanjutnya.

“Jadi siapa yang menjatuhkan Gus Dur?” tanya Akbar Faizal.

Baca Juga: Tinggalkan PAN, Amien Rais: Saya Gagal Mendidik Sikap Mental 

Amien menyatakan sangat berlebihan jika dikatakan seorang Amien Rais yang melengserkan Gus Dur.

“Sangat berlebihan mengatakan ini adalah Amien. Masak saya seorang bisa. Kan banyak akademisi, banyak jenderal. Tapi saya membaca, saya berulang kali bilang ‘Gus sesungguhnya kalau Anda tidak terlalu banyak bicara tiap Jumat, ekonomi kita sudah auto pilot. Ini sudah membagus lo Gus, ini Anda tinggal tenang saja. Jangan katakan bintang kejora boleh dikibarkan asal di bawah merah putih. Lalu Anda juga bilang Aceh referendum. Ini kata-kata berat lho Gus, kalau Anda ambruk kita ikut ambruk.'” tutur Amien menceritakan diskusinya dengan mendiang Gus Dur.

Saat itu, kata Amien, Gus Dur berjanji mendengarkan saran darinya yang berstatus sebagai Ketua MPR.

“Kata Gus Dur ‘iya Mas Amien takrungokne omongmu.’ Omongan ini bisa dicek ke Pak Alwi Shihab (eks Menteri Luar Negeri), beliau ada di situ,” kata mertua Ketua Partai Ummat Ridho Rahmadi ini.

Amien bercerita, dirinya banyak memberi saran kepada Gus Dur karena situasi politik saat itu sangat panas.

DPR Marah

Hampir semua fraksi di DPR marah kepada Gus Dur yang merencanakan menggulingkan mantan Ketua Umum PBNU tersebut.

“Saya katakan ‘Gus untuk meng-impeach presiden tidak mudah, harus ada surat dari DPR dulu, kalau sudah sampai MPR kita beri memorandum pertama, kedua, baru sidang istimewa MPR. Jadi masih jauh. Anda tenang saja, menteri bekerja maksimal, we are on the right track,” lanjut pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) itu.

Namun dalam perkembangannnya, DPR akhirnya mengirim surat ke MPR untuk mengadakan sidang istimewa.

Surat tersebut ditandatangani seluruh fraksi di DPR kecuali PKB.

Baca Juga: Guyonan Gus Dur Soal Lumpur Lapindo, Receh Tapi Bikin Ngakak 

“Kemudian setelah itu saya langsung ketemu Gus Dur. ‘Gus ini sudah serius. Saya ingatkan lagi pokoknya Gus, Anda tenang saja, jangan macam-macam ngomongnya. Papua nanti sudah ada mekanisme asal diberi keadilan, asal diberi perangkulan sumber daya alam yang banyak jangan dilempar keluar, mereka tidak akan keluar dari Indonesia.” kata Amien.

Amien menyatakan, ketika sudah ada surat pertama dari DPR dirinya berulang kali mengingatkan Gus Dur untuk berhenti mengeluarkan pernyataan kontroversial.

“‘Jangan bicara Papua, itu sensitif. Saya jamin tidak ada memo-memo lagi’. Beliau senang sekali terus nyanyi Bengawan Solo sambil siul-siul. Beliau memeluk saya, terus saya pulang. Tapi ya itu, terus ngomong lagi…,” sesal Amien.

“Jadi siapa Pak yang melengserkan Gus Dur,” sergah Akbar Faizal.

“Ya itu. Semua mereka itu. Fraksi terbesar PDIP. Saat ditanya dimakzulkan, semua berdiri. Fraksi TNI berdiri. Ada jenderal TNI bilang ke saya,’sikap kami jelas, lihat saja moncong meriam kami ke mana, ke Istana’. Hanya PKB yang tidak ada. Lalu ketok palu dimakzulkan,” tutur mantan Ketua PP Muhammadiyah ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya