SOLOPOS.COM - Vaksin Covid-19 Sinovac. (Bisnis)

Solopos.com, JAKARTA — Pemerintah Singapura tidak menggunakan vaksin Sinovac dana program vaksinasi nasional mereka karena dianggap efikasinya rendah terhadap Covid-19. Sikap Singapura tampaknya tak berlebihan, terutama efikasi Sinovac pada virus Corona varian Gamma.

Hasil penelitian di Brasil menunjukkan vaksin Sinovac kurang efektif melawan corona varian Gamma.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dikutip dari Channel News Asia, peneliti menyebut antibodi yang dihasilkan oleh vaksin Sinovac bekerja kurang baik terhadap varian Gamma daripada varian lainnya. Virus Corona varian Gamma atau P1 termasuk variant of concern yang pertama kali ditemukan di Brasil.

“Virus (Gamma) berpotensi beredar pada individu yang divaksinasi, bahkan di daerah dengan cakupan vaksinasi tinggi,” kata peneliti dari Universitas Campinas Brasil, seperti dilaporkan detik.com, Jumat (9/7/2021).

Baca Juga: Dipakai Luas di Indonesia, Vaksin Sinovac Tak Dipercaya di Singapura

Dalam studi yang dilakukan dalam kelompok kecil, peneliti melihat antibodi dalam plasma darah dari 53 orang yang divaksinasi dan 21 orang yang sebelumnya telah terinfeksi virus.

Dalam kelompok yang telah mendapatkan vaksin, 18 orang menerima satu dosis vaksin CoronaVac buatan Sinovac. Kemudian 20 orang sudah mendapat dua dosis. Selebinya, 15 orang sudah mendapat vaksinasi pada Agustus 2020 pada saat uji klinis vaksin Sinovac di Brasil.

Mereka menemukan varian Gamma bisa lolos dari antibodi hampir semua peserta yang hanya menerima satu dosis.

Mencegah Keparahan

Penelitian yang dipublikasikan di jurnal The Lancet Microbe ini juga menemukan bahwa antibodi yang dihasilkan oleh infeksi sebelumnya harus sembilan kali lebih tinggi untuk mencegah infeksi oleh Gamma daripada varian lainnya.

Baca Juga: BPOM Beri Lampu Hijau Untuk Vaksin Moderna, Bagusan Mana dengan Sinovac?

Kabar baiknya, peneliti mengatakan uji klinis menunjukkan bahwa vaksin Sinovac masih efektif dalam mencegah penyakit parah dan kematian. Vaksin CoronaVac sendiri telah disetujui WHO Juni 2021 lalu, di mana lembaga itu mengatakan kemanjuran vaksin 51 persen terhadap penyakit simtomatik dan 100 persen terhadap rawat inap.

Para penulis mengatakan terdapat batasan dalam uji coba ini termasuk bahwa peserta berusia di bawah 60 tahun dan berisiko rendah. Mereka menyerukan penelitian lebih lanjut untuk menguji kemanjuran di antara orang dewasa yang lebih tua dan di bawah 18 tahun, serta terhadap varian baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya