SOLOPOS.COM - Anggota tim Pemkab Sragen menyegel tempat hiburan karaoke di lingkungan RT 032 Dukuh Gunungsari, Desa Pendem, Sumberlawang, Sragen, Kamis (2/11/2017). (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Bupati Sragen menyatakan penertiban Gunung Kemukus tidak bisa dilakukan sendiri oleh Pemkab.

Solopos.com, SRAGEN — Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengaku belum lama ini mendapat pesan vis short message service (SMS) dari Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, menanyakan agenda penertiban Gunung Kemukus. Gubernur menanyakan kapan penertiban objek wisata religi itu dilakukan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kemarin Pak Gubernur SMS saya, tanya kapan Gunung Kemukus ditertibkan. Saya sampaikan njih, siap [laksanakan]. Tapi saya tidak bisa sendirian,” tutur Bupati saat kunjungan kerja ke Duwet, Ngandul, Sumberlawang, belum lama ini.

Ekspedisi Mudik 2024

Yuni, panggilan akrabnya, mengaku butuh dukungan warga dan seluruh pemangku kepentingan di Gunung Kemukus untuk membersihkan kawasan wisata itu dari prostitusi. “Yang warga Sragen akan dididik agar bisa mandiri. Yang bukan warga Sragen akan dipulangkan. Itu [prostitusi] nanti akhir Desember [2017] harus sudah diilangi,” tegas dia. (Baca: Sering Gagal, Pemkab Sragen Siapkan Strategi Baru Pembersihan Prostitusi Gunung Kemukus)

Sementara itu, pemangku kepentingan Gunung Kemukus, Desa Pendem, Sumberlawang, Sragen, menyatakan dukungan terhadap penataan ulang kawasan itu sebagai destinasi wisata religi. Mereka berharap konsep baru yang didesain Pemkab Sragen bisa membuat Gunung Kemukus bersih dari stigma negatif tempat prostitusi dan mendatangkan pengunjung (wisatawan) yang lebih banyak.

Hal itu seperti disampaikan perwakilan paguyuban pedagang warung makan Gunung Kemukus, Riyanto, saat dialog Gerakan Sadar Wisata dan Aksi Sapta Pesona, Kamis (16/11/2017). “Mewakili teman-teman pemilik warung, kami sangat mendukung rencana penataan menjadi tempat wisata religi,” tutur dia.

Riyanto berharap warung-warung makan di Gunung Kemukus juga ditata agar lebih bersih, dan nyaman. Penuturan senada disampaikan Hardi, tokoh masyarakat Dukuh Barong RT 005 Pendem. Menurut dia, salah satu cara membersihkan citra Gunung Kemukus yaitu dengan promosi yang benar. (Baca: 2018, Bupati Sragen Wajibkan Tiap Sekolah Berwisata ke Gunung Kemukus)

Informasi yang disampaikan kepada para pengunjung hendaklah sebuah kebenaran sejarah. Jangan ada pemelintiran sejarah yang akan membuat citra negatif Gunung Kemukus. Hardi kerap mendapati informasi yang diterima para pengunjung berbeda dari alur sejarah.

“Beberapa informasi yang diterima pengunjung kadang berbeda dari kondisi sebenarnya. Ujung tombaknya adalah juru kunci. Karena setiap saya ketemu pengunjung dari luar daerah ada syarat-syarat ziarah dalam tanda kutip. Hal itu perlu diluruskan sehingga tak menimbulkan citra negatif,” ujar dia.

Ihwal konsep pengembangan Gunung Kemukus sebagai wisata religi, menurut Hardi, perlu adanya pola yang tepat. Tidak sedikit penduduk setempat yang mencari penghasilan dari aktivitas wisata di kawasan itu. “Mari kembalikan Kemukus sebagai destinasi wisata religi,” seru dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya