SOLOPOS.COM - Ilustrasi tenaga kerja. (Freepik)

Solopos.com, SUKOHARJO — Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker) Sukoharjo membuka enam kejuruan pelatihan berbasis kompetensi (PBK) untuk mempersiapkan tenaga kerja yang kompeten dan berdaya saing.

Beleid tersebut bagian dari upaya mengurangi angka pengangguran terbuka yang melonjak tajam hingga 6,93 persen akibat pandemi Covid-19. Pemkab Sukoharjo berupaya menggenjot kualitas maupun kapasitas angkatan kerja sesuai kebutuhan pasar kerja.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Selain ke pasar kerja, pelatihan kompetensi juga menyasar angkatan kerja yang ingin berwirausaha secara mandiri. Pelatihan berbasis kompetensi dinilai menjadi kunci agar suplly angkatan kerja terserap di pasar kerja dan wirausaha.

Baca Juga: Serapan Tenaga Kerja Penyandang Disabilitas di Sukoharjo Masih Minim

Kepala Disperinaker Sukoharjo, Agustinus Setyono, mengatakan ada enam kejuruan dan pelatihan kerja berbasis kompetensi yakni teknik otomotif sepeda motor, tenik listrik bangunan sederhana, teknisi telepon seluler, teknik informatika dan komputer multimedia, menjahit, dan tata boga.

Pendaftaran pelatihan berbasis kompetensi dilakukan secara online mulai 17 Januari-28 Januari. “Masyarakat yang berminat mengikuti pelatihan berbasis kompetensi bisa mendaftar dengan mengunduh aplikasi Sisnaker di Google Play Store. Usia peserta pelatihan kerja minimal 17 tahun,” katanya kepada Solopos.com, Minggu (23/1/2022).

Anggaran pelatihan berbasis kompetensi berasal dari APBN dan APBD Sukoharjo. Anggaran yang berasal dari APBN digunakan untuk membiayai 16 paket pelatihan kerja.

Baca Juga: Waduh! Buruh Sukoharjo Sebut Rumus Baru UMK Beratkan Pekerja

Sedangkan enam paket pelatihan kerja sumber anggarannya berasal dari APBD Sukoharjo. Dengan demikian, total jumlah paket pelatihan berbasis kompetensi sebanyak 22 paket. Jumlah peserta masing-masing paket pelatihan kerja sebanyak 16 orang. Sehingga, jumlah peserta secara kumulatif sebanyak 352 orang.

Verifikasi Berkas

“Bulan depan, kami melakukan verifikasi berkas administrasi untuk menentukan calon peserta. Belum tentu calon peserta yang mendaftar lolos seleksi administrasi. Kemungkinan pelatihan kerja berbasis kompetensi dilaksanakan pada Maret atau April. Pelatihan kerja dilakukan secara tatap muka selama beberapa bulan,” ujarnya.

Mantan Camat Grogol itu menyebut pemerintah getol melaksanakan kegiatan pelatihan kerja guna mencetak tenaga kerja handal dan berdaya saing. Mereka diharapkan terserap di pasar kerja sehingga mengurangi angka pengangguran tembuka yang membengkak akibat pandemi Covid-19.

Baca Juga: Walah, Angka Pengangguran Sukoharjo Naik 2 Kali Lipat Gegara Pandemi

Angka pengangguran terbuka naik 3,54 persen dari 3,39 persen menjadi 6,93 persen pada 2020. Kondisi ini dipengaruhi lebih dari 5.000 tenaga kerja yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) dan dirumahkan oleh perusahaan selama masa pandemi Covid-19.

Sejumlah perusahaan terpaksa mengambil kebijakan PHK dan merumahkan karyawannya lantaran kesulitan finansial akibat pandemi Covid-19. Sebelumnya, Pemkab Sukoharjo telah menggelar Virtual Job Fair pada November 2021. Kegiatan itu mampu menyerap 4.950 tenaga kerja di wilayah Soloraya.

Seorang warga Kelurahan Banmati, Kecamatan Sukoharjo, Anwar, mengatakan tak semua lulusan SMK langsung bekerja setelah menamatkan sekolah. Mereka harus dibekali keterampilan atau softskill dan jaringan perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja. Karena itu, pemerintah harus mencari solusi alternatif agar para lulusan SMK bisa segera terserap pasar kerja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya