SOLOPOS.COM - Petugas mengecek mobil listrik bergaya klasik hibah dari Tahir Foundation Mayapada Grup di halaman Balai Kota Solo, Jumat (15/10/2021). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Solo belum menemukan nama yang pas untuk mobil listrik wisata bergaya kuno bantuan dari Tahir Foundation yang akan beroperasi secepatnya.

Selain itu, Dishub juga masih mencari lokasi parkir atau stasiun tunggu penumpang untuk kendaraan buatan China itu. Lokasi parkir itu mesti dilengkapi sarana mengisi ulang daya listrik kendaraan agar tak sampai kehabisan saat melayani penumpang di tengah jalan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Solo, Hari Prihatno, masih mempertimbangan sejumlah nama yang bakal diusulkan kepada Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, untuk mobil listrik tersebut.

“Apakah nanti namanya menggunakan nama wayang seperti kereta uap dan bus tingkat, apakah yang lain, masih diusulkan,” katanya kepada wartawan, Jumat (17/10/2021).

Baca Juga: Setahun Ngandang, Sepur Kluthuk Jaladara Kembali Beroperasi di Solo

Sebagaimana diinformasikan, Pemkot Solo mendapatkan bantuan delapan unit mobil listrik untuk keperluan wisata dalam kota dari Tahir Foundation. Mobil-mobil itu dikirim ke Solo sejak September 2021 lalu.

Kemudian pada Jumat (17/10/2021), mobil listrik mirip taksi kuno itu diuji coba oleh pendiri Tahir Foundation, Dato Sri Tahir, bersama Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.

Mobil dibawa berkendara dari Balai Kota Solo melewati Jl Jenderal Sudirman hingga Bundaran Gladak lalu kembali ke lagi ke Balai Kota.

Hari mengatakan selama beroperasi nanti, pengemudi mobil listrik itu harus memenuhi standard operating procedure (SOP) yang ditetapkan Dishub. Salah satunya memakai seragam yang ditetapkan.

Baca Juga: Perpustakaan Umum Pemkot Solo Tutup Sepekan, Ternyata Ini Penyebabnya

Tak Butuh Daya Listrik Besar

Rencananya operasional mobil listrik wisata Solo itu hanya pada akhir pekan atau Sabtu-Minggu. Tujuh rute sudah ditetapkan dan kini Dishub tengah berburu lokasi parkir sesuai zona rute itu.

“Ini berkaitan waktu pemakaian, kami siapkan lokasi charge-nya di mana. Di tempat-tempat tertentu atau harus ke [kantor] Dishub. Kalau harus ke kantor tentu tidak efektif. Karena jangan sampai sudah jalan lalu kehabisan daya,” jelasnya.

Hari menyebut mobil listrik senilai Rp1,4 miliar itu tak membutuhkan daya listrik besar. Pencatu daya rumahan cukup untuk mengisi kendaraan berdaya listrik sekitar 3.500 Watt itu. Jarak tempuhnya hanya sekitar 20 km, sehingga membutuhkan beberapa kali isi ulang daya untuk layanan wisatawan.

Baca Juga: Indeks Kinerja Dinilai Bagus, UNS Solo Dapat Insentif Rp23,5 Miliar

“Kami akan mencari lokasi stasiun sesuai rutenya. Kami sudah menyiapkan perawatannya. Spesifikasi penuh belum kami dapat. Cara pengoperasiannya sangat mudah, hanya gas dan rem, seperti kendaraan matic,” jelas Hari.

Stasiun pengisian daya listrik itu rencananya juga bisa digunakan untuk mengisi daya kendaraan listrik lain sebagai bentuk dukungan terhadap energi bersih. Bentuk pencatu daya untuk kendaraan listrik umumnya sama satu dengan yang lain.

Bentuk bangunan stasiun tersebut nanti bisa rumah-rumahan sehingga tampak mencolok dibanding bangunan lainnya. Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, mengatakan operasional mobil listrik itu masih menunggu pelat nomornya jadi. Gibran menegaskan wisata kampung menjadi prioritas untuk dilewati mobil listrik itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya