SOLOPOS.COM - Ilustrasi anggaran (freepik.com)

Solopos.com, BOYOLALIDPRD Boyolali menyetujui Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja (RAPBD) Kabupaten Boyolali 2022 dengan nilai belanja mencapai Rp2,282 triliun. Dalam RAPBD itu anggaran belanja operasi naik Rp34 miliar dari Rp1,439 triliun pada 2021 menjadi Rp1,464 triliun pada 2022.

Hal itu muncul dalam sidang paripurna pembahasan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) APBD Boyolali 2022 di Ruang Paripurna S. Paryanto, SH, SM Gedung DPRD Boyolali, Senin (18/10/2021). Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (FPDIP) dalam pandangannya menyetujui raperda tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Baca Juga: Anggaran Belanja Tak Terduga Pemkab Klaten 2021 Naik 4 Kali Lipat, Ini Peruntukannya

“Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan menerima dan menyetujui Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Boyolali Tahun Anggaran 2022 untuk bisa ditetapkan menjadi Peraturan Daerah,” kata anggota FPDIP, Joko Santoso, kepada Solopos.com, Senin.

Ekspedisi Mudik 2024

Bupati Boyolali, M. Said Hidayat, mengatakan dalam rancangan APBD 2022 yang disetujui parlemen itu disebut estimasi pendapatan daerah mencapai Rp2,272 triliun atau turun Rp6,366 miliar dibandingkan usulan yang dibahas sebelumnya yakni Rp2,278 triliun.

Secara terperinci, pendapatan ini berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) 2022 senilai Rp391,068 miliar dan pendapatan transfer Rp1,881 triliun.

Baca Juga: Anggaran Ibu Kota Negara Baru Tahap I di Penajam Capai Rp510 Miliar

“Dari pencermatan dan penajaman saat pembahasan akhirnya muncul kesepakatan atas Belanja Daerah pada APBD Tahun Anggaran 2022 yaitu diestimasi sebesar Rp2.282.316.749.000,” ungkap Bupati Said.

Dari total anggaran Rp2,272 triliun itu jumlah belanja operasi mencapai Rp1,464 triliun, belanja modal Rp406,89 miliar, belanja tak terduga Rp40 miliar, dan belanja transfer mencapai Rp370,938 miliar.

Berdasarkan data PPID Pemkab Boyolali, pendapatan dalam APBD 2022 lebih tinggi dibanding pendapatan 2021 sebesar Rp2,263 triliun. Pendapatan ini berasal dari pendapatan asli daerah (PAD) senilai Rp358,772 miliar dan pendapatan transfer Rp1,823 triliun. Selain itu, ada pendapatan lain yang sah senilai Rp81,162 miliar.

Baca Juga: Pandemi Covid-19 Bikin Anggaran Wankes Klaten Terjun Bebas

Sedangkan, pada komponen belanja APBD 2021 total mencapai Rp2,282 triliun. Belanja ini terdiri atas belanja operasi senilai Rp1,430 triliun. Belanja operasi ini naik Rp34 miliar dibanding APBD 2022.

Kemudian, belanja modal Rp458,698 miliar, dan belanja tidak terduga sebesar Rp24,7 miliar dan belanja transfer mencapai Rp368,6 miliar.

Postur APBD ini jauh berbeda dibandingkan pada 2020. Nilai pendapatan pada APBD Boyolali 2020 mencapai Rp2,388 triliun dengan nilai PAD mencapai Rp369,3 miliar. Selain itu, ada dana perimbangan mencapai Rp1,495 triliun.

Baca Juga: Anggaran Covid-19 Solo Tahun Depan Turun Jadi Rp40 Miliar, Yakin Cukup?

Sedangkan, pada komponen belanja APBD 2020, belanja tidak langsung mencapai Rp1,413 triliun. Belanja ini terdiri atas belanja pegawai Rp941,7 miliar, belanja hibah Rp82,9 miliar, belanja bantuan sosial Rp15,3 miliar, belanja bagi hasil kepada pemerintah desa Rp14,85 miliar, dan belanja tidak terduga Rp2 miliar.

Kemudian, ada komponen belanja langsung dengan nilai total Rp1,052 triliun. Belanja ini terdiri atas belanja pegawai Rp60,404 miliar, belanja barang dan jasa Rp488,214 miliar, dan belanja modal Rp504,074 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya