SOLOPOS.COM - Petugas Dinas Perdagangan, Koperasi, dan UKM Sukoharjo melayani penjualan minyak goreng murah di tiga pasar besar di Sukoharjo saat awal Januari 2022 lalu. (Istimewa/Disdagkop dan UKM Sukoharjo)

Solopos.com, SUKOHARJO — Dinas Perdagangan, Koperasi, dan UKM (Disdagkop dan UKM) Sukoharjo kembali mengajukan suplai minyak goreng murah sebanyak 15.000 liter kepada Pemerintah Provinsi Jateng. Langkah tersebut dilakukan sebagai upaya untuk mendongkrak daya beli masyarakat dan menstabilkan harga minyak goreng di pasar.

Kepala Disdagkop dan UKM Sukoharjo, Iwan Setyono, mengatakan sebelum mengajukan kembali suplai minyak goreng murah, pihaknya sudah pernah menerima pasokan 3.000 liter minyak goreng pada awal Januari 2022. Ribuan liter minyak goreng murah tersebut didistribusikan di tiga pasar besar seperti Pasar Tawangsari, Pasar Ir. Soekarno, dan Pasar Bekonang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kemarin kami sudah mengajukan 10.000 liter tapi hanya dapat 3.000 liter. Harganya kami jual Rp14.000 per liter. Itu sumbernya dari Asosiasi Pengusaha Minyak Goreng Indonesia. Kami edarkan langsung dan dalam waktu sehari langsung habis,” jelas dia kepada Solopos.com, Selasa (11/1/2022).

Baca juga: Hati-Hati Lur… Aspal dan Penutup Selokan di Underpass Makamhaji Rusak

Iwan mengatakan setelah itu pihaknya saat ini kembali mengajukan pasokan 15.000 liter minyak goreng murah. Meskipun begitu, dia mengaku tidak tahu apakah akan kembali mendapatkan suplai minyak goreng murah atau tidak. Namun, upaya tersebut tetap dilakukan lantaran Pemkab Sukoharjo menilai harga minyak goreng sudah mulai berdampak tidak bagus di masyarakat.

“Pengajuan ini mengacu pada hasil kalkulasi di 26 pasar tradisional. Ada 10 pasar kecil minimal kebutuhan 500 liter per pasar jadi total butuh 5.000 liter. Kemudian 16 pasar besar lainnya setidaknya butuh 1.000 liter per pasar, totalnya 16.000 liter, jadi total itu idealnya 21.000 liter di seluruh kabupaten. Ini salah satu upaya kami untuk membantu mendongkrak daya beli dan menstabilkan harga agar tidak terlalu berdampak,” imbuh dia.

Solusi Sementara

Iwan berharap pemerintah pusat dapat memperhatikan kondisi harga minyak saat ini dan bisa mengintervensi dengan memberikan subsidi di sektor minyak goreng. Pasalnya, upaya distribusi minyak goreng murah dinilai hanya solusi sementara.

“Dengan jumlah distribusi minyak goreng yang belum sesuai ideal kebutuhan, akhirnya hanya bisa memenuhi di spot-spot tertentu saja. Tidak menyeluruh. Akibatnya hanya bersifat sementara dan tidak menyelesaikan masalah. Harapan kami dari pemerintah pusat ada subsidi karena dampaknya luar biasa,” beber dia.

Baca juga: Kalang Kabut Pemdes di Sukoharjo Tentukan Sasaran BLT dari Dana Desa

Sebelumnya, Suparmi, 67, yang berdagang bahan pokok di Pasar Ir. Soekarno Sukoharjo menjelaskan saat ini minyak goreng kemasan yang beredar di pasar masih di angka Rp18.000 hingga Rp20.000 per liter.

Sedangkan untuk harga minyak goreng curah, berada di kisaran harga Rp17.000 per liter. Menurutnya, harga tersebut sudah sulit untuk dijangkau masyarakat.

“Sudah sekitar dua bulan ini harganya masih bertahan sangat tinggi. Meskipun masyarakat tetap beli, tapi sangat berkurang drastis, khususnya pelanggan saya yang berjualan gorengan dan lainnya. Mereka sangat membatasi pembelian dibandingkan sebelumnya,” ucap dia kepada Solopos.com.

Baca juga: Vaksinasi Booster Covid-19 di Sukoharjo Ditunda, Ini Alasan Dinkes

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya