SOLOPOS.COM - Dokter Tonang Dwi Ardyanto menjelaskan tentang wellness tourism dalam Forum Komunikasi Pegiat Pawisata di Hotel Harris, Solo, Rabu (28/9/2022). (Solopos/Suharsih)

Solopos.com, SOLO — Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Solo mengajak pengelola rumah sakit (RS) untuk bersama-sama menangkap peluang Wellness dan Medical Tourism yang trennya terus naik belakangan ini.

Hal itu diungkapkan Kepala Disbudpar Solo, Aryo Widyandoko, dalam Forum Komunikasi Pegiat Wisata: Peluang Wisata Kesehatan Solo untuk Meningkatkan Kunjung Wisatawan di Hotel Harris Solo, Rabu (28/9/2022).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Acara itu menghadirkan ahli patologi klinis RS UNS Solo dr Tonang Dwi Ardyanto dan pendiri Batari Tours Mirza Ananda sebagai pembicara. Acara dihadiri para pengelola RS di Solo dan pelaku usaha perjalanan wisata.

Aryo mengatakan saat ini pengembangan pariwisata Solo diarahkan pada peluang wellness tourism dan medical tourism dengan sasaran mereka yang ingin berwisata untuk kesehatan, misalnya untuk berobat atau untuk kebugaran.

“Dalam hal ini yang perlu ditumbuhkan adalah kesadaran bahwa RS tidak hanya untuk kuratif atau pengobatan, tapi harapannya juga bisa menyejahterakan masyarakat,” ujarnya saat menyampaikan sambutan.

Baca Juga: Dukung Wisata Kesehatan, RS JIH Solo Tawarkan Berbagai Layanan

Sementara itu, dr Tonang dalam penyampaian materinya menjelaskan awal mula munculnya konsep wellness dan medical tourism atau health tourism (wisata kesehatan). Konsep itu berkembang dari adanya risiko kesehatan saat melakukan perjalanan.

Faktor Keberhasilan Wellness Tourism

“Yang namanya orang bepergian ke tempat asing tentu ada risiko mengalami sakit yang mungkin tidak dijumpai di daerah asal. Lalu bagaimana pembiayaannya ketika terjadi sakit atau kecelakaan,” ujar Dosen Fakultas Kedokteran UNS Solo itu.

Dari situ, lanjut Tonang, muncul istilah travel health, travel medicine hingga akhirnya sampai pada konsep wellness dan medicine tourism (wisata kebugaran dan wisata pengobatan). Wellness tourism bersifat holistik, untuk tujuan kebugaran yang meliputi olahraga, yoga, spa, kuliner menyehatkan, dan lain-lain.

Baca Juga: Lagi Tren, Finalis Putra Putri Solo 2022 Sudah Paham Wellness Tourism?

Sedangkan pada medicine tourism, menurut dokter peraih Achmad Bakrie Award 2022 itu, orang datang memang untuk tujuan medis, seperti check up kesehatan, berobat atau terapi hingga tindakan operasi.

Peluang yang bisa ditangkap dari medical tourisme adalah para penunggu pasien, baik keluarga maupun teman, yang membutuhkan tempat tinggal atau sarana untuk refreshing.

Beberapa hal yang bisa menunjang keberhasilan wisata kesehatan adalah reputasi bagus, biaya murah, akses mudah, layanan tersedia sesuai kebutuhan, dan ada layanan tambahan di luar tujuan utama.

Baca Juga: Potensi Wisata Kesehatan Dipamerkan, Tidak Perlu Lagi ke Luar Negeri

Sementara itu, Mirza Ananda menjelaskan wellness tourism yang berpeluang dikembangkan di Solo adalah RS, kecantikan, spa, olahraga, kebugaran, pendidikan, nutrisi, dan komunitas.

“RS setahu saya mesti memiliki akreditasi internasional jika akan dipromosikan sebagai destinasi wellness-medical tourism ke luar negeri,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya