SOLOPOS.COM - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto usai berdialog dengan penerima Program Pelatihan Prakerja di Sleman, Jumat (8/10/2021). (Harian Jogja - Abdul Hamid Razak)

Solopos.com, SLEMAN — Maraknya kasus joki Program Pelatihan Prakerja atau yang populer dikenal dengan kartu prakerja membuat Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartanto, angkat bicara. Airlangga menilai joki kartu prakerja merupakan tindak pidana yang perlu diberantas.

Persoalaan joki kartu prakerja itu diungkap Koordinator Alumni Program Pelatihan Prakerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Nurul Hestiningtya, saat Airlangga berkunjung ke Sleman, Jumat (8/10/2021).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Si joki ini tahu insentifnya Rp2,4 juta. Jadi ia bagi hasil dengan yang punya KTP, dikasih Rp200.000,” kata warga Pundong, Kabupaten Bantul itu.

Baca juga: Gelombang 21 Kartu Prakerja Terakhir Tahun Ini, akan Ada Lagi Enggak Ya?

Ia menyebut kasus tersebut terjadi saat gelombang-gelombang awal pelatihan. Gelombang keempat input NIK saja bisa. Saat ini, katanya, joki kartu prakerja sudah susah melakukan aksinya karena syarat untuk mengikuti program ini semakin sulit. “Kayaknya peluang menjadi joki sudah diminimalisasi,” katanya.

Menanggapi hal itu, Airlangga mengajak alumni prakerja untuk ikut memberantas para joki kartu prakerja. Caranya dengan memberikan edukasi kepada masyarakat terkait joki kartu prakerja.

“Joki pelatihan prakerja sebetulnya sudah bisa tangkap dari beberapa aplikasi, seperti face recognition tetapi regulasinya jelas, joki itu merupakan kejahatan. Pidana,” katanya.

Menurutnya, dari beberapa kasus ada yang dilaporkan ke Bareskrim Polri. Jika ada yang menyalahgunakan seperti mengambil e-KTP masyarakat nanti akan dipidana. “Ada beberapa yang sudah dilaporkan ke Bareskrim. Sedang diproses,” katanya.

Ia juga mengajak para alumni untuk ikut memberantas para joki dengan cara mengedukasi masyarakat agar melakukan pendaftaran sendiri dan tidak menggunakan joki.

“Tahun depan program prakerja masih akan dilanjutkan. Enam bulan pertama masih sama sistemnya, dan enam bulan kedua kami lihat situasi pandemi Covid-19,” katanya.

Baca juga: Menko Perekonomian Airlangga Klaim Indikator Ekonomi Mulai Membaik

Dampak program Pelatihan Prakerja ini, katanya menyentuh semua sektor. Salah satunya sektor pariwisata di mana peserta dibekali dengan bahasa inggris ataupun sebagai pemandu wisata.

“Pemerintah kan dorong even besar setelah PON, seperti even internasional di Mandalika Superbike, rangkaian dari MotoGP tahun depan,” katanya.

Airlangga mengatakan pendaftar program Pelatihan Prakerja saat ini mencapai 75 juta orang. Mereka diseleksi dan mendapatkan pelatihan. Ada yang kembali bekerja ada yang memulai berbisnis dan mulai memiliki omzet yang stabil.

“Kemudian BNI memberikan KUR hingga Rp100 juta dengan bunga 3 persen saja tanpa agunan. Penerima pertama selama enam bulan tidak membayar bunga, tapi dibayar mulai bulan ketujuh,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya