SOLOPOS.COM - Ilustrasi cangkok hati pada pasien hepatitis akut. (Freepik.com)

Solopos.com. WONOGIRI – Penyakit hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya diduga telah masuk di Indonesia. Sejumlah daerah, termasuk Wonogiri, berupaya mengantisipasi penyebaran penyakit yang banyak menyerang anak-anak itu.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Wonogiri, Setyorini, mengatakan di Wonogiri sejauh ini belum ada laporan kasus yang terserang hepatitis akut. Kendati demikian, pihaknya akan terus memantau perkembangan sembari mengedukasi masyarakat terkait hepatitis akut yang belum diketahui etiologinya tersebut.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

“Sampai dengan saat ini insyaallah masih aman. Belum ada laporan [kasus hepatitis akut]. Di Jawa Tengah belum ada tuh,” kata Setyorini saat dihubungi melalui Whatsapp, Jumat (6/5/2022) malam.

Dinkes mengimbau masyarakat tetap waspada dan menerapkan protokol kesehatan (prokes). Menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak yang selama pandemi Covid-19 ini diterapkan, bisa menurunkan potensi penularan infeksi penyakit.

Baca Juga: Belum Ada Kasus Hepatitis Akut di Klaten, Dinkes Sarankan Ini

Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) masih menjadi solusi terbaik agar terhindar dari berbagai penyakit. Termasuk infeksi hepatitis akut yang telah menyerang ratusan anak di berbagai negara Eropa itu.

“Yang terpenting selalu menerapkan PHBS. Misalnya cuci tangan sebelum makan dan sesudah buang air besar, sikat gigi, dan mengatur gizi pola makan. Selain itu tidur yang cukup, tidak merokok, dan minum yang cukup. Kalau kita rajin seperti itu, mestinya penyakit-penyakit infeksi insyaallah bisa terkendali. Dan itu sudah kami gaungkan sejak lama,” ujar dia.

Terkait hepatitis akut yang belum diketahui etiologinya tersebut, Dinkes telah menginformasikan dan mengedukasi masyarakat melalui berbagai media sosial. Seperti Whatsapp, Instagram, Twitter, dan lainnya.

Baca Juga: Dinkes Boyolali Gandeng Disdik Tangkal Persebaran Hepatitis Akut

Puskesmas dan rumah sakit di Wonogiri juga sudah melakukan langkah-langkah untuk pencegahan. Seperti mendeteksi gejala-gejala awal.

“Kewaspadaan dini sudah kami sampaikan ke puskesmas dan rumah sakit. Sekali lagi kami mengingatkan kepada masyarakat agar PHBS selalu diterapkan,” beber Setyorini.

Sebelumnya, pada 15 April 2022, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) secara resmi melaporkan kejadian luar biasa (KLB) tentang wabah ini. Disebutkan dalam laporan itu, pada 5 April 2022 WHO menerima laporkan 10 kasus hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya terjadi di Skotlandia.

Sebanyak 74  kasus (termasuk 10 kasus sebelumnya) telah diidentifikasi di Inggris Raya pada 8 April 2022. Semua kasus yang teridentifikasi tersebut terjadi pada anak-anak dengan rentang usia 11 bulan-5 tahun.

Baca Juga: Hindari Persebaran Hepatitis Akut, Warga Boyolali Lakukan Ini Yuk!

Kemudian pada 23 April 2022, WHO melaporkan ada 169 kasus hepatitis akut di 12 negara yang sebagian besar di Eropa. Di Inggris Raya diidentifikasi 114 kasus, Spanyol 13 kasus, Israel 12 kasus, Denmark 6 kasus, Irlandia 5 kasus, Italia 4 kasus, Norwegia 2 kasus, Prancia 2 kasus, Rumania 1 kasus, Belgia 1 kasus, dan Amerika Serikat 9 kasus.

Kasus itu terjadi pada anak rentang usia 1 bulan-16 tahun. Pada kasus tersebut satu anak dilaporkan meninggal dunia. Dalam laporan yang diterbitkan pada lama resmi WHO itu, disebutkan sindrom klinis pada kasus yang teridentifikasi adalah peradangan hati dengan peningkatan enzim, sakit perut, diare, muntah, dan penyakit kuning.

Di sisi lain, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Indonesia telah mengeluarkan surat edaran (SE) No. HK.02.02/C/2515/2022 tentang kewaspadaan terhadap penemuan kasus hepatitis akut yang belum diketahui etiologinya.

Baca Juga: Waduh! Tiga Anak Indonesia Meninggal Karena Hepatitis Akut Misterius

Dalam SE tersebut, Kemenkes mengimbau dinas kesehatan kabupaten/kota meningkatkan kewaspadaan. Kemenkes melaporkan tiga anak diduga meninggal dunia setelah terjangkit hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya.

“Kemenkes sampai saat ini masih melakukan investigasi melalui pemeriksaan pada panel virus lengkap dan penyeidikan epidemiologi untuk mengetahui penyebab dari penyakit ini,” demikian bunyi pernyataan resmi dari Kemenkes, Kamis (5/5/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya