SOLOPOS.COM - Hadirin menonton film edukasi bertema HIV/AIDS dalam peringatan Hari AIDS Sedunia di Panti Marhein, Boyolali, Rabu (1/12/2021). (Solopos.com/Cahyadi Kurniawan)

Solopos.com, BOYOLALI—Sebanyak 72 kasus baru HIV/AIDS ditemukan di Boyolali pada periode Januari-Oktober 2021. Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali memperluas akses layanan perawatan dukungan dan pengobatan (PDP) HIV/AIDS ke 13 layanan baik rumah sakit maupun puskesmas.

Secara terperinci, 72 kasus baru ini terdiri atas 60 orang dengan HIV/AIDS (ODHA) dan menjalani pengobatan anti retro viral (ARV). Kemudian, ada 7 orang meninggal dunia dan 5 orang belum menjalani pengobatan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Jumlah ini menurun dibanding tahun lalu yang mencapai 100 orang. Dari jumlah ini 88 ODHA menjalani pengobatan ARV dan 12 orang lainnya meninggal dunia.

Baca Juga: Selamat! Bocah Boyolali Sabet 2 Medali Kejuaraan Aeromodelling Jateng

HIV/AIDS menyerang semua kelompok usia. Data Dinkes Boyolali menunjukkan infeksi paling banyak ditemukan pada usia produktif. Secara terperinci, usia 5-15 tahun ada 1 orang, usia 15-19 tahun ada 3 orang, dan usia 20-24 tahun ada 4 orang. Selain itu, ada usia 25-50 tahun sebanyak 59 orang dan usia di atas 50 tahun ada 7 orang.

Kepala Dinkes Boyolali, Puji Astuti, mengatakan HIV merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Seseorang yang terinfeksi HIV dan memiliki penyakit lain tanpa pengobatan bisa menimbulkan risiko kematian.

Ia mendorong agar ODHA segera mendapatkan pengobatan. Saat ini, dari jumlah kumulatif menjadi 572 ODHA, baru ada 249 ODHA yang aktif mengonsumsi ARV. Jumlah ini setara dengan 43,5 persen.

Baca Juga: Banjir Lahar Hujan Penuhi Alur Kali Woro

“Dari data tersebut perlu upaya untuk meningkatkan penemuan ODHA baru melalui skrining sesuai SPM [standar pelayanan minimum], notifikasi pasangan, mencari ODHA Lost to follow up, ODHA yang belum minum ARV,” kata Puji, dalam sambutan peringatan Hari AIDS Sedunia di Panti Marhein, Boyolali, Rabu (1/12/2021).

Tak hanya itu, Dinkes Boyolali juga memperluas layanan Perawatan Dukungan dan Pengobatan (PDP) HIV/AIDS di rumah sakit dan puskesmas. Perluasan layanan test and treat berupa pemeriksaan infeksi menular seksual (IMS) dan pemeriksaan HIV, dan PDP HIV/AIDS secara komprehensif di 13 layanan.

Ke-13 layanan ini meliputi RSUD Pandanarang, RSUD Simo, Puskesmas Boyolali I, Puskesmas Boyolali II, Puskesmas Teras, Puskesmas Banyudono I, dan Puskesmas Ngemplak. Kemudian, Puskesmas Nogosari, Puskesmas Andong, Puskesmas Ampel, Puskesmas Karanggede, Puskesmas Sawit, dan Puskesmas Juwangi.

Baca Juga: UMK Klaten 2022 Hanya Naik Rp4.109, SPSI Klaten Keberatan

“Kami berharap peringatan ini membawa kesadaran baru kepada masyarakat tentang HIV/AIDS sehingga pencegahan dan penanggulangan dapat lebih optimal menuju Boyolali bebas HIV/AIDS,” harap Puji.

Sekretaris Daerah Boyolali, Masruri, mengatakan skrining dan deteksi dini HIV/AIDS harus terus diperkuat agar jangan sampai yang terinfeksi justru tidak terdeteksi. Perluasan layanan PDP di 13 fasilitas kesehatan ini mampu mendekatkan dengan para ODHA.

“Yang di Simo bisa berobat ke Simo. Data ini harus update setiap saat. Virus ini kalau rutin berobat dia akan melemah. Istilahnya tidur,” kata Masruri.

Baca Juga: Damkar & SAR Klaten Evakuasi Kucing di Sumur Warga Jatinom 15 Meter

Selain itu, edukasi mengenai HIV/AIDS kepada masyarakat harus terus diperkuat. Hal ini guna mengikis diskriminasi masyarakat terhadap ODHA. “Jangan ada diskriminasi supaya [ODHA] rutin berobat ke faskes,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya